Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Siapkan Investasi Rp371,6 Triliun untuk Hilirisasi Pertanian, Serap 8,6 Juta Tenaga Kerja

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Pemerintah Siapkan Investasi Rp371,6 Triliun untuk Hilirisasi Pertanian, Serap 8,6 Juta Tenaga Kerja
Foto: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (tengah), yang didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kiri), memberikan keterangan pers usai Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Jakarta, Senin 22/9/2025 (sumber: ANTARA/Harianto)

Pantau - Pemerintah menyiapkan skema investasi senilai Rp371,6 triliun untuk mendukung program hilirisasi pertanian, memperkuat ketahanan pangan, serta meningkatkan daya saing global.

Skema Investasi dan Dampak Ekonomi

Dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Jakarta, Senin (22/9/2025), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa dana tersebut berasal dari kredit usaha rakyat (KUR), badan usaha milik negara (BUMN), serta sektor swasta.

"Ini adalah program hilirisasi perkebunan dan ini bisa menciptakan lapangan kerja. Anggaran kita rencana Rp371 triliun. BUMN ikut dan swasta, kemudian dana KUR," ungkapnya.

Rincian skema pendanaan terdiri dari KUR Rp189,462 triliun atau 51 persen, swasta Rp92,966 triliun atau 25 persen, dan BUMN Rp89,172 triliun atau 24 persen.

Pemerintah memperkirakan investasi ini mampu memberi keuntungan jangka panjang Rp9.684,96 triliun sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Selain itu, program hilirisasi diproyeksikan menyerap 8.608.195 tenaga kerja di berbagai sektor pendukung, membuka lapangan kerja luas, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memperkuat struktur perekonomian daerah.

Komoditas perkebunan yang menjadi fokus hilirisasi meliputi kelapa dalam, kakao, mete, kopi, tebu, kelapa sawit, lada atau pala, dan ubi kayu.

Dukungan Pemerintah dan Visi Nasional

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa industrialisasi pertanian menjadi strategi utama untuk meningkatkan nilai tambah, memperkuat daya saing, serta mendorong Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

"Tapi, melakukan industrialisasi di bidang pertanian dan perkebunan dan turunannya itu juga merupakan industri untuk keluar dari middle income trap," ujarnya.

Tito mencontohkan Selandia Baru yang mampu membangun kesejahteraan ekonomi dengan basis pertanian dan peternakan, meskipun tidak memiliki industri manufaktur besar seperti otomotif atau elektronik.

Ia menambahkan bahwa industrialisasi pertanian akan memperkuat ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan devisa ekspor, serta mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif demi kesejahteraan petani.

Strategi hilirisasi pertanian ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan swasembada pangan sebagai prioritas utama pembangunan nasional dengan dukungan anggaran Rp371 triliun.

Tito juga mengingatkan kepala daerah agar tidak hanya fokus pada produksi mentah, tetapi turut mendorong industri pengolahan pangan supaya Indonesia bisa bersaing di pasar global.

Penulis :
Shila Glorya