Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Polda Banten Panen Jagung 1.772 Hektare, Dorong Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Polda Banten Panen Jagung 1.772 Hektare, Dorong Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani
Foto: (Sumber: Panen Raya Jagung Serentak yang digelar di wilayah hukum Polda Banten bertempat di Kampung Ciruas Cilik, Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Sabtu (27/9/2025). ANTARA/HO-Polda Banten)

Pantau - Kepolisian Daerah (Polda) Banten merealisasikan panen jagung seluas 1.772 hektare di wilayah hukumnya, khususnya di Ciruas, Kabupaten Serang, sebagai bagian dari kontribusi terhadap target nasional seluas 2.500 hektare.

Hingga kuartal II tahun 2025, produksi jagung dari panen ini telah mencapai lebih dari 2.442 ton, dan panen kuartal III masih berlangsung dengan target penyerapan hasil minimal 2.000 ton oleh Perum Bulog.

Kapolda Banten, Inspektur Jenderal Polisi Hengki, menyatakan bahwa peran Polri tidak hanya terbatas pada menjaga keamanan, tetapi juga terlibat langsung dalam penguatan ketahanan pangan nasional.

"Polda Banten berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, Bulog, dan kelompok tani untuk mendorong produktivitas. Dari lahan yang sudah ditanam, sekitar 49,7 persen telah menghasilkan panen lebih dari dua ribu ton," ujarnya.

Petani Dapat Untung, Harga Dijaga oleh Bulog

Pada panen raya kali ini, lahan seluas 9,17 hektare menghasilkan sekitar 54 ton jagung.

Selain itu, Polres Serang juga memanen 21 ton dari lahan tiga hektare dan berencana memperluas lahan hingga 35 hektare.

Kapolda Hengki menekankan pentingnya pengawalan proses pascapanen agar hasil panen dapat terserap optimal dan petani tidak dirugikan.

"Proses pengeringan, penyimpanan, hingga distribusi harus diawasi agar petani tidak rugi," katanya.

Dari sisi ekonomi, Hengki menyebutkan bahwa satu hektare lahan dengan modal Rp9 juta sampai Rp10 juta bisa menghasilkan hingga tujuh ton jagung.

Dengan harga penyerapan Bulog sebesar Rp6.400 per kilogram, petani dapat meraup pendapatan lebih dari Rp40 juta per hektare.

"Ini prospek yang sangat baik," tegas Hengki.

Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah, menyatakan bahwa panen jagung tidak hanya soal kuantitas produksi, tetapi juga kesejahteraan petani.

"Kalau Bulog membeli hasil panen, harga terjamin, petani mendapat kepastian dan bisa hidup lebih sejahtera. Pangan cukup, masyarakat tenang, dan negara kuat," ucapnya.

Ia juga menegaskan pentingnya menjaga lahan produktif dari alih fungsi lahan.

"Jangan semua dialihfungsikan jadi industri atau perumahan. Lahan produktif harus dijaga," imbuhnya.

Sinergi TNI–Polri dan Petani Lokal

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ranjeng Berkah, Sapta Mulyana, mengungkapkan bahwa dukungan dari pihak kepolisian sangat membantu produktivitas petani.

"Mulai dari pengolahan lahan sampai panen, kami dibimbing penuh oleh Kapolres Serang. Kalau petani sejahtera, negara juga kuat," ungkapnya.

Selain mengawal panen, Polda Banten juga menyalurkan bantuan berupa bibit, pupuk, obat pertanian, dan 50 paket sembako bagi warga sekitar.

Polda turut menggelar gerakan pangan murah dengan mendistribusikan 10 ton beras ke sejumlah polres di Banten, termasuk tiga ton untuk wilayah Serang.

Seluruh hasil panen dengan kadar air di bawah 14 persen langsung diarahkan ke Bulog guna menjaga stabilitas harga di tingkat petani, yakni Rp6.400 per kilogram.

Penulis :
Ahmad Yusuf