Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Akan Lakukan Reprocessing 29,99 Ribu Ton Beras Turun Mutu Demi Jaminan Kualitas Distribusi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pemerintah Akan Lakukan Reprocessing 29,99 Ribu Ton Beras Turun Mutu Demi Jaminan Kualitas Distribusi
Foto: (Sumber: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi (kanan) meninjau Gudang Perum Bulog Gampong Siron, Aceh Besar, Aceh, Kamis (18/9/2025). (ANTARA/HO-Humas Bapanas).)

Pantau - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan melakukan pemrosesan ulang (reprocessing) terhadap 29,99 ribu ton beras yang mengalami penurunan mutu sebelum didistribusikan ke masyarakat.

Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis, menyebutkan bahwa dari total beras turun mutu tersebut, sebanyak 3 ribu ton merupakan beras dalam negeri, sementara 26,89 ribu ton merupakan beras impor.

Selain itu, terdapat 1,45 juta ton atau sekitar 37,95 persen dari total stok beras nasional yang telah disimpan lebih dari enam bulan, sehingga perlu perhatian khusus dalam menjaga kualitasnya.

"Beras yang mengalami turun mutu akan dilakukan 'reprocessing' dalam rangka memperbaiki mutu beras tersebut ketika akan disalurkan," ungkap Nita.

Penekanan pada Uji Kualitas dan Kendala Penyaluran di Lapangan

Bapanas menekankan pentingnya uji kualitas secara berkala oleh Perum Bulog terhadap cadangan beras pemerintah (CBP) guna menjamin kelayakan konsumsi, baik dari sisi sensorik maupun keamanan pangan.

Selain itu, Bapanas juga mengimbau agar para mitra penyalur berkoordinasi untuk menghindari perbedaan persepsi mengenai harga dan mekanisme penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Laporan dari mitra penyalur seperti kios pangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) dan Rumah Pangan Kita (RPK) menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap beras SPHP menurun.

Penurunan ini disebabkan oleh kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM), yang menjual beras dengan harga setara harga pengambilan di gudang (Af gudang), sehingga menyulitkan mitra penyalur lainnya dalam menjual dengan harga yang lebih tinggi.

"Mitra penyaluran kios pangan KDKMP dan RPK melaporkan terkait penurunan minat warga dalam membeli beras SPHP akibat GPM yang dilakukan oleh TNI/Polri, dalam hal ini beras SPHP yang terdapat pada GPM TNI/Polri dijual dengan harga setara Af (ambil, red.) gudang, sehingga menyulitkan mitra lainnya dalam menjual beras SPHP di atas harga tersebut," jelas Nita.

Penyaluran SPHP Meningkat, Namun Tantangan Masih Ada

Realisasi penyaluran beras SPHP pada bulan September 2025 tercatat sebesar 143.866 ton, mengalami peningkatan sebesar 59 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Agustus 2025.

Secara kumulatif, hingga 3 Oktober 2025, Bulog telah menyalurkan sebanyak 462 ribu ton beras SPHP.

Jumlah ini setara dengan sekitar 30 persen dari target penyaluran nasional sebesar 1,5 juta ton untuk periode Januari hingga Desember 2025.

Penulis :
Ahmad Yusuf