Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Turki Peringatkan Potensi Gagalnya Kesepakatan Damai Hamas-Israel, Desak AS Bersikap Tegas

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Turki Peringatkan Potensi Gagalnya Kesepakatan Damai Hamas-Israel, Desak AS Bersikap Tegas
Foto: (Sumber: Arsip foto - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan. ANTARA/Anadolu/py..)

Pantau - Pemerintah Turki menyatakan bahwa terdapat kemungkinan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akan menggagalkan kesepakatan damai antara Hamas dan Israel yang tengah dirancang melalui mediasi internasional.

Turki Desak Peran Serius AS, Bahas Risiko Sabotase Perdamaian

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dalam wawancara dengan stasiun televisi TRT Haber pada Sabtu, 4 Oktober 2025.

"Risiko sabotase selalu ada. Karena itu, kami memerlukan sikap serius dan tegas dari Amerika Serikat. Bobot diplomatik Washington sangat penting bagi kami untuk menjamin perdamaian di kawasan," ungkapnya.

Turki menekankan pentingnya peran aktif dan netral Amerika Serikat dalam menjamin keberhasilan upaya perdamaian yang tengah berlangsung.

Pada hari yang sama, sumber dari pemerintahan Israel menyebutkan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa Israel sedang mempersiapkan pengiriman delegasi perunding.

Delegasi ini akan membahas pelaksanaan tahap pertama dari rencana perdamaian yang diprakarsai oleh Presiden AS, Donald Trump.

Kementerian Luar Negeri Mesir turut mengonfirmasi bahwa Kairo akan menjadi tuan rumah perundingan antara Hamas dan Israel.

Rencana Perdamaian Trump dan Komitmen Hamas

Agenda utama dalam perundingan tersebut adalah:

  • Pembebasan sandera yang ditahan di Gaza
  • Pembebasan tahanan Palestina yang ditahan di Israel

Sehari sebelumnya, pada Jumat, 3 Oktober, Hamas menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan pemerintahan Jalur Gaza kepada komite Palestina berdasarkan konsensus nasional.

Hamas juga menyatakan kesediaan untuk:

  • Membebaskan seluruh sandera Israel yang masih hidup
  • Menyerahkan jenazah yang telah meninggal, sesuai dengan rencana Trump

Selain itu, Hamas menyampaikan komitmen untuk terlibat dalam pembahasan masa depan Jalur Gaza dalam kerangka struktur Palestina yang lebih luas.

Rencana damai yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada 29 September 2025 mencakup 20 poin, dengan beberapa poin utama sebagai berikut:

  • Seruan gencatan senjata segera
  • Pembebasan sandera dalam waktu 72 jam

Penyerahan pemerintahan Gaza dari Hamas kepada komite teknokrat Palestina non-politik

Komite tersebut akan berada di bawah pengawasan dewan internasional yang dipimpin oleh Trump

Meskipun kesepakatan mulai menunjukkan kemajuan, kekhawatiran terhadap potensi sabotase dari internal Israel menjadi sorotan utama pemerintah Turki.

Konstelasi ini membuat peran Amerika Serikat sebagai penjamin netral menjadi semakin penting dalam proses perdamaian yang sedang berjalan.

Penulis :
Aditya Yohan