
Pantau - Proyek pengelolaan limbah menjadi energi (waste to energy) yang saat ini tengah dilelang oleh Danantara Indonesia menarik minat sekitar 120 perusahaan nasional dan internasional hanya dalam dua minggu sejak diumumkan.
Pandu Patria Sjahrir, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, menjelaskan bahwa proses lelang akan berlangsung selama 6 hingga 8 minggu ke depan.
"Pemilihan pemenang akan dilakukan secara sederhana, kami akan memilih perusahaan dengan teknologi terbaik dan dampak lingkungan paling minimal," ungkapnya.
Proyek ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah nasional yang kian mendesak.
Pandu menyampaikan bahwa volume sampah di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
"Jika dikumpulkan, seluruh sampah di Indonesia bisa menutupi wilayah Jakarta dengan ketebalan sekitar 30 sentimeter," ia mengungkapkan.
Proyek Tanpa Tipping Fee Pertama di Dunia
Untuk menarik lebih banyak investor, pemerintah menghapus biaya pembuangan sampah atau tipping fee, menjadikan proyek ini sebagai proyek waste to energy pertama di dunia tanpa biaya pembuangan.
Harga yang ditetapkan sebesar Rp20 per kilowatt hour (kWh) dinilai cukup kompetitif dan menarik bagi investor energi.
Pada tahap awal, pembangunan akan difokuskan pada 10 fasilitas pengolahan limbah menjadi energi di lima kota besar di Indonesia, yang ditargetkan mulai akhir tahun ini.
Secara keseluruhan, proyek ini mencakup 33 fasilitas dengan nilai investasi per proyek mencapai antara 150 hingga 200 juta dolar AS, atau sekitar Rp2,49 hingga Rp3,32 triliun.
Sebagian besar pendanaan proyek bersumber dari penerbitan Obligasi Patriot (Patriot Bond) yang telah menghimpun dana hingga Rp50 triliun.
"Proyek ini akan menjadi proyek waste to energy terbesar di dunia secara kumulatif," tegas Pandu.
Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa dana dari Patriot Bond senilai Rp50 triliun tersebut dialokasikan untuk proyek energi baru terbarukan (EBT) serta konversi sampah menjadi energi.
- Penulis :
- Arian Mesa