billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Bayer JUARA Dorong Petani Kuasai Teknologi Presisi untuk Hadapi Perubahan Iklim dan Tingkatkan Produktivitas

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Bayer JUARA Dorong Petani Kuasai Teknologi Presisi untuk Hadapi Perubahan Iklim dan Tingkatkan Produktivitas
Foto: (Sumber: Teknologi analisis cuaca digital yang digunakan para ahli pertanian di Bayer Juwiring Agriculture Research and Academy di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (16/10/2025). ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Pantau - Peneliti dari Bayer Juwiring Agriculture Research and Academy (JUARA) mendorong para petani Indonesia untuk menguasai ilmu berbasis sains dan teknologi presisi sebagai bekal menghadapi tantangan pertanian modern.

Pengalaman Saja Tak Cukup, Petani Harus Pahami Data dan Teknologi

Head of Field Solutions Bayer South East Asia–Pakistan, Kukuh Ambar Waluyo, menyatakan bahwa peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi elemen penting agar petani siap menyambut era pertanian presisi.

"Artinya, petani sekarang tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman. Mereka harus memahami bagaimana membaca kondisi tanah, cuaca, dan penggunaan input secara tepat," ungkapnya.

Akademi pertanian Bayer JUARA menjadi wadah pembelajaran langsung bagi petani dan mahasiswa melalui pendekatan praktik lapangan dan riset.

Setiap bulan, akademi ini menerima sekitar seratus petani dari berbagai daerah, terutama wilayah Jawa Tengah, untuk mengikuti pelatihan secara gratis.

Petani yang datang mempelajari teknologi pertanian terbaru dan berdiskusi langsung mengenai tantangan-tantangan di lahan mereka.

"Kami membuka pelatihan rutin yang menghubungkan teori di universitas dengan realitas di lahan. Mereka belajar menganalisis tanah, penyakit tanaman, sampai cara menggunakan drone pertanian," jelas Kukuh.

Adaptasi Terhadap Iklim Jadi Fokus Utama Pelatihan

Program pelatihan ini juga dirancang untuk membantu petani beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang menyebabkan musim tanam menjadi semakin tidak menentu.

"Dengan ilmu yang tepat, petani bisa menentukan waktu tanam, pola irigasi, dan penggunaan pupuk secara lebih presisi agar risiko gagal panen berkurang," katanya.

Riset-riset yang dikembangkan di Bayer JUARA juga melibatkan petani sebagai mitra, guna memastikan hasil penelitian benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.

"Tujuan akhirnya sederhana, supaya teknologi dan inovasi pertanian bukan hanya berhenti di laboratorium, tapi sampai ke tangan petani dan memberi manfaat langsung bagi kesejahteraan mereka," Kukuh menegaskan.

Penulis :
Aditya Yohan