
Pantau - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Timur telah mencapai Rp37,22 triliun hingga 20 Oktober 2025, disalurkan kepada 889.504 debitur di seluruh wilayah provinsi tersebut.
KUR Jadi Motor Penggerak Ekonomi Daerah
Khofifah menegaskan bahwa capaian tersebut memperkuat peran sektor keuangan dalam menopang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Ia menjelaskan bahwa kehadiran KUR menjadi motor penggerak utama ekonomi daerah dengan memperluas akses pembiayaan produktif dan mendorong kemandirian pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“KUR tidak hanya memberikan akses permodalan, tetapi juga membuka harapan baru bagi petani, pelaku UMKM, dan masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengembangkan usaha dan menciptakan lapangan kerja baru,” ungkapnya.
Kontribusi sektor koperasi dan UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur pada tahun 2024 tercatat mencapai 60,08 persen, menunjukkan peran vital sektor tersebut dalam struktur ekonomi daerah.
Sinergi KUR dan KPP untuk Pemberdayaan Masyarakat
Selain KUR, pemerintah provinsi juga meluncurkan program Kredit Program Perumahan (KPP) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
Khofifah berharap, program KPP dapat menjadi pelengkap KUR, karena masyarakat yang telah berdaya secara ekonomi juga membutuhkan dukungan pembiayaan perumahan yang berkualitas.
Ia menambahkan, “Kami punya Filosofi Kerja Jatim BISA, yaitu Berdaya sekaligus Inklusif di mana Tak Ada yang Tertinggal.”
Dengan sinergi berbagai program pembiayaan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
- Penulis :
- Aditya Yohan