billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

OJK Gelar FinExpo 2025 di Surabaya untuk Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

OJK Gelar FinExpo 2025 di Surabaya untuk Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional
Foto: Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK Muhammad Ismail Riyadi dalam Financial Expo (FinExpo) di Tunjungan Plaza, Surabaya, Jumat 24/10/2025 (sumber: ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)

Pantau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat dengan menyelenggarakan Financial Expo (FinExpo) 2025 yang merupakan bagian dari Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025.

FinExpo diselenggarakan secara nasional dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Surabaya, Jawa Timur, yang ditetapkan sebagai lokasi puncak acara.

"Kita adakan secara nasional. Namun puncak acaranya kita memilih Surabaya karena ekonomi Indonesia terbesar kedua itu adalah Surabaya," ungkap salah satu perwakilan OJK.

Kegiatan ini bertujuan memperluas akses keuangan yang aman, legal, dan logis, serta memperkuat kontribusi sektor jasa keuangan terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.

FinExpo 2025 berlangsung pada 23–26 Oktober dan tersebar di area Tunjungan Plaza 1, 2, 3, dan 6 di Surabaya.

Program yang disiapkan dalam FinExpo mencakup sesi edukasi, konsultasi, pameran produk dan layanan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), serta aktivasi pembukaan akses keuangan.

Target Inklusi Keuangan Nasional

OJK mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 yang menargetkan inklusi keuangan nasional sebesar 91 persen pada tahun 2025 dan meningkat hingga 98 persen pada 2045.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan saat ini tercatat 66,46 persen, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 80,51 persen.

Namun demikian, masih terdapat hambatan dalam pemerataan akses keuangan, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) akibat keterbatasan infrastruktur dan akses informasi.

Ismail dari OJK menyampaikan komitmen lembaga tersebut untuk terus memperluas akses dan informasi keuangan, terutama kepada pelajar, ibu-ibu, serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menambahkan bahwa tantangan di tiap wilayah berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan.

"Jadi memang setiap kota, setiap wilayah itu memang tidak bisa disamakan tantangan ataupun kendala yang dihadapi," ia mengungkapkan.

Upaya peningkatan akses keuangan di Jawa Timur dilakukan melalui kolaborasi antara PUJK dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), dengan dukungan dari regulator, komunitas, UMKM, dan pemerintah daerah.

Penulis :
Arian Mesa