billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Menguat Imbas Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan Meredanya Ketegangan AS-China

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Rupiah Menguat Imbas Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan Meredanya Ketegangan AS-China
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank BSI, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt/am..)

Pantau - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Jumat, 31 Oktober 2025, di Jakarta, seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) serta membaiknya hubungan dagang antara AS dan China.

The Fed Kirim Sinyal Pelonggaran, Rupiah Ikut Terkerek

Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah turut didorong oleh potensi pelonggaran kebijakan moneter The Fed menjelang akhir tahun ini.

"The Fed kemarin memberi pesan akan berhati-hati melonggarkan kebijakan lagi. Meskipun demikian, The Fed masih mungkin memangkas suku bunganya lagi di akhir tahun atau di awal tahun depan, sehingga ini positif untuk pasar aset berisiko atau emerging market," ungkapnya.

Pada perdagangan pagi, rupiah tercatat menguat 15 poin atau sekitar 0,09 persen menjadi Rp16.620 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.635 per dolar AS.

Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Oktober 2025, The Fed resmi memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi kisaran target 3,75–4 persen dari sebelumnya 4–4,25 persen.

Keputusan tersebut memunculkan perbedaan pendapat di internal The Fed.

Gubernur Stephen Miran mendukung penurunan suku bunga yang lebih besar, yakni sebesar 50 basis poin, sementara Presiden The Fed Kansas City, Jeff Schmid, memilih agar suku bunga tetap dipertahankan.

Hubungan Dagang AS-China Mendingin, Sentimen Pasar Menguat

Selain faktor suku bunga, sentimen positif pasar juga diperkuat oleh hasil pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Pertemuan bilateral tersebut berlangsung selama 1 jam 40 menit di Busan, Korea Selatan, pada Kamis, 30 Oktober 2025.

Penulis :
Aditya Yohan