
Pantau - PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatat nilai kontrak baru sebesar Rp5,6 triliun per Oktober 2025, naik signifikan dari Rp1,4 triliun pada Juni 2025.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyebutkan bahwa kontrak baru ini sebagian besar berasal dari proyek Sumber Daya Air (SDA).
Proyek tersebut sejalan dengan program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan serta memperkuat ketahanan energi dan air nasional.
Salah satu proyek strategis yang baru diperoleh Waskita adalah Paket Pekerjaan Konstruksi Karian Dam-Serpong Conveyance System (KSCS) Project Package 1 dengan nilai Rp484,3 miliar.
Sebelumnya, Waskita juga mengerjakan Daerah Irigasi (DI) Komering Sub DI Lempuing Fase 3 Paket I di Sumatera Selatan senilai Rp318,54 miliar.
Kontribusi terhadap Infrastruktur dan Program Nasional
Waskita menyatakan komitmennya dalam mendukung program Asta Cita Presiden dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) melalui pembangunan sarana dan prasarana pedesaan dan perkotaan, hunian berkualitas, serta infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kami pun membangun rumah sakit lengkap berkualitas, meningkatkan produktivitas lahan pertanian, membangun dan merevitalisasi sekolah, sekaligus mengerjakan infrastruktur desa dan kelurahan," ungkap Ermy.
Dalam satu dekade terakhir, Waskita telah merampungkan ratusan proyek infrastruktur yang kini dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Beberapa di antaranya meliputi Jalan Tol Cimanggis-Cibitung di Jawa Barat, Jalan Tol Semarang-Batang di Jawa Tengah, Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6B di Jawa Timur, dan Jembatan Ogan di Sumatera Selatan.
"Itu karena, proyek jalan, jalur transportasi, dan jembatan tidak hanya memudahkan mobilitas manusia, arus logistik barang dan jasa, tapi juga mendorong peluang ekonomi baru," ia mengungkapkan.
Proyek SDA, Kesehatan, dan Pendidikan Digenjot
Dalam sektor air, Waskita telah menyelesaikan 28 bendungan dan 22 proyek irigasi selama 2015–2025.
Contoh proyek yang telah dibangun antara lain Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, Bendungan Way Sekampung di Lampung, dan Irigasi Rentang di Jawa Barat.
"Keberadaan bendungan dan irigasi memiliki multiplier effect. Selain meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan menyejahterakan petani, proyek SDA pun berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, meningkatkan persediaan air, destinasi wisata, serta mendorong munculnya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)," jelas Ermy.
Saat ini, Waskita tengah membangun sembilan proyek bendungan, termasuk Mbay, Jragung, Tiga Dihaji, dan Rukoh.
Selain itu, ada 13 proyek irigasi yang sedang digarap, seperti Irigasi Belitang Lempuing di Sumatera Selatan, Daerah Irigasi (DI) Cibaliung di Jawa Barat, dan Irigasi Wanam di Papua Selatan.
Di sektor kesehatan, Waskita juga aktif membangun fasilitas rumah sakit, dengan total 20 fasilitas dalam lima tahun terakhir.
Beberapa di antaranya adalah RSUD Tigaraksa di Tangerang, Ruang Rawat Isolasi RSUP Fatmawati di Jakarta, Ruang Perawatan Covid Kiara RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta, RSUD Akhmad Berahim Tana Tidung di Kalimantan Utara, dan peningkatan kelas RSUD Kubu Raya di Kalimantan Barat.
"Waskita percaya setiap rakyat Indonesia berhak mendapatkan fasilitas dan layanan kesehatan yang lengkap dan nyaman. Maka kami tidak hanya fokus membangun gedung RS di perkotaan, tapi juga di daerah pelosok," ujar Ermy.
Waskita juga mendukung pendidikan berkualitas dengan membangun gedung kampus seperti Gelanggang Inovasi dan Kreasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), dan Politeknik Negeri Malang.
"Kami menghadirkan ruang belajar yang nyaman dan inklusif bagi generasi penerus bangsa. Langkah ini sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan Indonesia," tambahnya.
Strategi Peningkatan Kinerja dan SDM
Ke depan, Waskita akan menjalankan empat strategi utama untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Pertama, meningkatkan pencapaian Nilai Kontrak Baru (NKB) dengan memperluas penetrasi ke pasar kementerian, lembaga, BUMN, BUMD, pemda, dan sektor swasta.
Kedua, menjaga kualitas usaha sesuai standar untuk mempertahankan kepercayaan dan peluang pemesanan ulang.
Ketiga, melakukan efisiensi biaya melalui lean construction, teknologi Building Information Modelling (BIM), dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI).
Keempat, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia (human capital).
"Peningkatan kapasitas dan kapabilitas human capital turut menjadi perhatian. Perseroan berkomitmen menyiapkan beragam program pengembangan dan sertifikasi kompetensi," tegas Ermy.
- Penulis :
 - Arian Mesa
 








