Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Cetak Rekor Tertinggi Enam Kali di Era Purbaya, Pasar Dinilai Apresiasi Kebijakan Pro-Pertumbuhan

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

IHSG Cetak Rekor Tertinggi Enam Kali di Era Purbaya, Pasar Dinilai Apresiasi Kebijakan Pro-Pertumbuhan
Foto: Ilustrasi - Karyawan memotret layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (sumber: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa sebanyak enam kali selama masa jabatan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, menurut catatan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama BEI Iman Rachman menilai fenomena ini menunjukkan bahwa pasar merespons positif kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Waktu Purbaya menjadi Menteri Keuangan, kita enam kali all time high, sementara dari Januari sampai September hanya satu kali. Ini menarik, jadi fenomena ternyata orang suka yang pro-growth," ungkapnya.

Tren Investor Asing Berbalik Positif

Iman menjelaskan bahwa dari sisi suplai, terdapat perubahan signifikan dalam perilaku investor asing di pasar modal Indonesia.

Secara year-to-date hingga September 2025, investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp41,8 triliun.

Namun, pada bulan Oktober 2025, terjadi pembalikan arah dengan investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp12,9 triliun.

Jumlah investor asing dan nilai aset yang mereka kelola juga terus meningkat dalam empat tahun terakhir, meskipun Iman tidak merinci besaran pastinya.

"Saya agak skeptis ketika orang bicara bahwa Indonesia tidak lagi menjadi pembicaraan bagi investor asing. Tidak, ternyata Indonesia tetap menjadi pilihan," ujarnya.

Tantangan di Sisi Investor Domestik

Meski investor asing menunjukkan minat yang kuat, Iman menyoroti adanya tantangan dari sisi investor domestik.

Menurutnya, pertumbuhan jumlah investor lokal sejak tahun 2020 relatif kecil dibandingkan harapan.

Ia menekankan pentingnya peran investor domestik sebagai fondasi pasar modal nasional.

"Kami sedang menunggu, katanya awal tahun depan Danantara akan mulai masuk pasar. Kita perlu realistis, tapi persepsi itu artinya membaik, bahwa akan ada tambahan dana di pasar modal," pungkasnya.

Penulis :
Shila Glorya
Editor :
Shila Glorya