Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

15 Investor Asing Teken Komitmen di LEIF 2025, Lampung Tawarkan Proyek Strategis Senilai Rp22 Triliun

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

15 Investor Asing Teken Komitmen di LEIF 2025, Lampung Tawarkan Proyek Strategis Senilai Rp22 Triliun
Foto: Arsip Foto - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela saat pelaksanaan LEIF 2025 dan melakukan penandatanganan kesepakatan investasi (sumber: Pemprov Lampung)

Pantau - Sebanyak 15 investor menandatangani dokumen Letter of Intent (LoI) untuk berinvestasi dalam berbagai proyek strategis di Provinsi Lampung dalam acara Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025 yang digelar di Bandarlampung, Kamis.

Forum LEIF 2025 Jadi Magnet Baru Investasi Nasional

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menyatakan bahwa provinsinya siap menjadi pusat hilirisasi lima komoditas strategis daerah, yaitu kelapa, kopi, lada, ubi kayu, dan udang.

"Provinsi Lampung siap menjadi pusat hilirisasi lima komoditas strategis daerah, seperti kelapa, kopi, lada, ubi kayu, dan udang. Sehingga dilakukan upaya menarik investor masuk ke Lampung," ungkapnya.

Menurut Rahmat, forum yang digelar bersama Forum Investasi Lampung (FOILA) tersebut menjadi ajang strategis untuk mempromosikan potensi investasi daerah dan memperkuat hilirisasi komoditas unggulan.

"Kegiatan yang digelar bersama Forum Investasi Lampung (FOILA) kemarin menjadi ajang strategis untuk mempromosikan potensi investasi daerah, memperkuat hilirisasi komoditas unggulan. Sekaligus memperkenalkan Lampung sebagai magnet baru investasi nasional," ia mengungkapkan.

Investor yang hadir berasal dari berbagai negara, termasuk Jepang, Belgia, Filipina, Malaysia, dan Tiongkok.

Tawarkan 11 Proyek Unggulan, Nilai Investasi Capai Rp22 Triliun

Pemerintah Provinsi Lampung menawarkan 11 proyek unggulan senilai lebih dari Rp22 triliun dalam forum tersebut.

Rincian proyek strategis yang ditawarkan antara lain:

  • Bakauheni Harbour City: Rp4,5 triliun
  • Way Kanan Industrial Park: Rp3,5 triliun
  • Perluasan Pelabuhan Sebalang: Rp3 triliun
  • Floating Solar Power Plant: Rp2,1 triliun
  • Kemiling Agripark Development Plan: Rp1,2 triliun
  • Kawasan Kota Baru: Rp1,7 triliun
  • Terminal Subing Betan dan Double Track Railway: Rp2,4 triliun
  • Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Gunung Tiga: Rp1,8 triliun
  • Proyek lainnya di sektor wisata dan energi

Gubernur Rahmat menyebut Lampung memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp483,8 triliun pada 2024, menempatkannya di posisi keempat tertinggi di Sumatera.

"Dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp483,8 triliun di 2024, telah menempatkan Lampung pada posisi keempat tertinggi di Sumatera. Serta telah membuka peluang besar bagi investasi di sektor pangan, energi baru terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan," jelasnya.

Fokus pembangunan ekonomi daerah kini diarahkan pada peningkatan nilai tambah melalui penguatan industri pengolahan.

Forum ini juga menghadirkan pameran proyek investasi dan sesi one on one meeting antara calon investor dan pemilik proyek.

"LEIF 2025 turut menghadirkan pameran proyek-proyek investasi daerah dan sesi one on one pertemuan antara calon investor dengan pemilik proyek. Forum ini menjadi ruang interaktif membahas peluang kerja sama, skema pembiayaan, serta model investasi di sektor prioritas," katanya.

Investor dan Proyek yang Akan Digarap

Berikut adalah daftar investor dan proyek strategis yang akan mereka garap:

  • Terminal Subing Betan dan Jalur Kereta Api Ganda: Nippon KOEI, PT Kobelco Trading Indonesia, Kedutaan Besar Belgia, PT Mitsui Indonesia
  • Bakauheni Harbour City: N Mark Castro dari Filipina
  • Pelabuhan Sebalang: PT Bukit Kiara Lestari
  • Kemiling Agripark: Azwan Omar dari Malaysia
  • Floating Solar Power Plant: PT Tanyoe Sentosa, PT Bakrie Power, Xurya Daya, PT Magical Crystal Indo
  • Kawasan Kota Baru: PT Sinohydro Corp Ltd, PT Tanyoe Sentosa

Lampung menargetkan peningkatan realisasi investasi melalui sinergi antar pemangku kepentingan, serta memperluas kerja sama internasional yang konkret dan berkelanjutan.

Penulis :
Leon Weldrick