Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Wamendag Tegaskan Pentingnya IEU-CEPA untuk Perdagangan Berkelanjutan dan Daya Saing Global

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamendag Tegaskan Pentingnya IEU-CEPA untuk Perdagangan Berkelanjutan dan Daya Saing Global
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti (empat dari kanan) menghadiri acara CSIS Strategic Dialogue bertema "Trade and Competitiveness in a Changing Global Landscape: Building a Stronger Economic Partnership Between Europe and Indonesia" di Jakarta, Selasa (4/11/2025). ANTARA/HO-Kemendag..)

Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menegaskan bahwa implementasi kerja sama Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sangat penting dalam mendorong perdagangan, investasi, dan daya saing yang berkelanjutan di tengah meningkatnya proteksionisme global.

"Jika kita ingin memperkuat perdagangan dan daya saing, kita harus menghadapi proteksionisme dengan kolaborasi yang lebih dalam," ungkap Roro dalam pernyataannya.

IEU-CEPA dipandang sebagai perjanjian strategis yang tidak hanya menghapus lebih dari 98 persen tarif barang, tetapi juga memperluas akses pasar serta menciptakan kepastian berusaha bagi pelaku ekonomi di Indonesia dan Uni Eropa.

"IEU-CEPA adalah bukti nyata bahwa kerja sama dapat membangun kepercayaan, menciptakan kepastian usaha dan memastikan tidak ada pihak yang dirugikan," ujarnya.

IEU-CEPA Didorong Jadi Model Perdagangan yang Inklusif dan Ramah Lingkungan

Dyah Roro Esti menyampaikan bahwa IEU-CEPA bukan sekadar perjanjian perdagangan, tetapi kemitraan strategis berbasis nilai keberlanjutan dan pertumbuhan inklusif.

Perjanjian ini menciptakan mekanisme transparan untuk menjamin perdagangan yang adil dan melindungi semua pihak dari kebijakan proteksionisme sepihak.

Total perdagangan Indonesia-Uni Eropa pada tahun 2024 mencapai 30,4 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,2 persen.

Sementara itu, Uni Eropa tercatat sebagai sumber investasi asing langsung (FDI) terbesar ke-6 di Indonesia dengan nilai mencapai 3,5 miliar dolar AS.

Wamendag juga menyoroti tantangan ganda yang dihadapi dunia saat ini, yaitu menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus memastikan keberlanjutan lingkungan.

"Kita semua ingin terus berdagang dan berbisnis, namun kita juga harus memastikan bahwa kegiatan ekonomi kita tidak merusak lingkungan. Diperlukan asistensi dan kerja sama agar transisi menuju ekonomi hijau tidak menghambat perdagangan global," ujarnya.

Kolaborasi Iklim dan Perdagangan: EUDR dan CBAM Harus Dijalankan dengan Semangat Bersama

Dalam konteks ini, Roro menyinggung kebijakan baru Uni Eropa seperti EU Deforestation Regulation (EUDR) dan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM).

Ia menegaskan bahwa kebijakan tersebut harus dijalankan dengan pendekatan kolaboratif agar mitigasi perubahan iklim tidak menjadi penghalang perdagangan internasional.

"Kita perlu memastikan bahwa upaya mitigasi iklim tidak menghambat kemajuan perdagangan, melainkan justru memperkuat komitmen bersama menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegasnya.

Melalui dialog strategis antara Indonesia dan Uni Eropa, Roro berharap kedua pihak dapat memperdalam kerja sama ekonomi, meningkatkan daya saing global, dan menjadi contoh integrasi perdagangan dan keberlanjutan dalam membangun masa depan ekonomi yang hijau dan inklusif.

Penulis :
Aditya Yohan