Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa sektor pangan tidak boleh dijadikan alat politik, menyusul pernyataan tokoh nasional yang menyebut harga beras melambung tinggi, yang dinilainya tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
Harga Beras Terkendali, Stok Aman Jelang Akhir Tahun
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pertanian usai melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Legi, Solo, Jawa Tengah.
Dalam sidaknya, ia menemukan bahwa harga beras medium dan premium masih berada di bawah harga eceran tertinggi (HET).
Beras SPHP dijual Rp12.000 per kilogram, di bawah HET yang ditetapkan sebesar Rp13.500 per kilogram.
Sementara harga beras premium berada di angka Rp13.000 per kilogram, lebih rendah dari HET yang ditetapkan Rp14.900 per kilogram.
Ia meminta agar tidak ada pihak yang menyebarkan informasi yang menyesatkan demi kepentingan politik dan tidak mendzalimi petani.
"Sektor pangan menyangkut hajat hidup orang banyak dan tidak boleh dikorbankan untuk kepentingan pribadi atau kelompok," ungkapnya.
Ia juga menegaskan jika sektor pangan bermasalah, maka negara juga dapat terdampak secara luas.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyatakan stok beras nasional saat ini mencapai 3,8 juta ton dan dinyatakan aman hingga akhir tahun.
Untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi selama Natal dan Tahun Baru yang diperkirakan naik 15–30 persen, stok di tingkat provinsi telah disiapkan dua kali lipat dari jumlah normal.
Pemerintah Daerah Aktif Kendalikan Inflasi
Wali Kota Surakarta Respati Ardi menyatakan pihaknya rutin menggelar rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setiap hari Senin.
Ia menepis isu bahwa harga dikendalikan oleh pihak tertentu, seperti MBG, dan meminta masyarakat melaporkan jika menemukan harga beras di atas HET.
Langkah-langkah ini dilakukan untuk memastikan stabilitas harga dan menjaga daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.
- Penulis :
- Aditya Yohan
