Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Varietas Kentang Baru Asal Gansu Siap Masuki Pasar Indonesia, Dorong Pertumbuhan Perdagangan Pertanian Bilateral

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Varietas Kentang Baru Asal Gansu Siap Masuki Pasar Indonesia, Dorong Pertumbuhan Perdagangan Pertanian Bilateral
Foto: (Sumber: Varietas kentang baru dari Gansu diekspor ke Indonesia.)

Pantau - Varietas kentang baru asal Provinsi Gansu, China, yang diberi nama Ganken No.9, berhasil melewati proses perizinan bea cukai di pelabuhan perbatasan China pada Rabu, 12 November 2025 dan dijadwalkan tiba di pelabuhan Jakarta dalam waktu satu bulan.

Keunggulan Ganken No.9 dan Potensi Pasar

Ganken No.9 merupakan hasil pengembangan mandiri oleh Gansu Yasheng Potato Industry Group Co., Ltd. di bawah Gansu Province State Farm Group Co., Ltd.

Kentang ini dibudidayakan di dataran tinggi Shandan, Gansu, dan memiliki kandungan bahan kering sebesar 22,8 persen serta kandungan pati 16,9 persen.

Dengan kandungan nutrisi tinggi, hasil panen melimpah, serta ketahanan terhadap penyakit, varietas ini dinilai unggul untuk kebutuhan pengolahan global.

Perusahaan menilai ekspor Ganken No.9 ke Indonesia sebagai langkah awal kerja sama internasional dalam pengembangan varietas kentang unggulan.

Kentang sendiri merupakan komoditas andalan pertanian Provinsi Gansu yang didukung sistem penanaman dan pengelolaan berbasis ilmiah.

Meningkatnya Perdagangan Gansu-Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, pertukaran ekonomi antara Gansu dan Indonesia terus mengalami peningkatan.

Produk Indonesia seperti minyak sawit, buah-buahan, dan kopi semakin diminati di pasar Gansu.

Sementara itu, produk pertanian dan peralatan energi baru asal Gansu semakin banyak masuk ke pasar Indonesia.

Menurut data Bea Cukai Lanzhou, nilai perdagangan antara Gansu dan Indonesia mencapai 4,31 miliar yuan atau sekitar 605 juta dolar AS selama delapan bulan pertama tahun 2025, tumbuh sebesar 104,6 persen secara tahunan.

Bea cukai di Gansu mempermudah komunikasi, memberikan panduan kepada pelaku usaha, serta mempercepat proses perizinan untuk mendukung peningkatan volume perdagangan kedua wilayah.

Penulis :
Aditya Yohan