
Pantau - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyatakan bahwa kelapa sawit merupakan solusi komprehensif bagi ketahanan pangan dunia, sekaligus motor penggerak pembangunan berkelanjutan nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan saat membuka 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2026 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis, 13 November 2025.
Menurutnya, sawit tidak hanya berkontribusi dalam penyediaan pangan global, tetapi juga menyediakan energi terbarukan, serat, serta bahan kebutuhan harian bagi jutaan penduduk dunia.
Sawit Dukung Transformasi Ekonomi dan Net-Zero Emission 2060
Rachmat menegaskan bahwa pengembangan industri sawit di Indonesia telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan serta menciptakan jutaan lapangan kerja secara langsung maupun tidak langsung.
Sektor ini juga mendukung tumbuhnya industri hilir seperti oleokimia, bioenergi, serta sektor industri hijau lainnya yang menjadi prioritas dalam agenda transformasi ekonomi nasional.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), sektor sawit memiliki posisi strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan pencapaian target net-zero emission pada 2060 atau lebih cepat.
Ia menyebut sawit sebagai kekuatan ekonomi yang juga menjadi model transformasi berkelanjutan Indonesia.
Rachmat turut menyoroti adanya kampanye hitam dan diskriminasi terhadap kelapa sawit di sejumlah negara yang dinilainya mengabaikan fakta ilmiah serta capaian keberlanjutan yang telah diraih Indonesia.
Indonesia juga berhasil memenangkan sengketa sawit di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang menurutnya menjadi kemenangan hukum dan moral bagi Indonesia.
Kemenangan tersebut memperkuat posisi Indonesia bahwa kebijakan biofuel dan energi terbarukan yang berbasis sawit telah sesuai dengan ketentuan perdagangan internasional dan mendukung agenda keberlanjutan global.
- Penulis :
- Aditya Yohan







