Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Wamen ESDM Tinjau Proyek RDMP Balikpapan, Nilai Investasi Capai Rp126 Triliun untuk Dukung Ketahanan Energi Nasional

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Wamen ESDM Tinjau Proyek RDMP Balikpapan, Nilai Investasi Capai Rp126 Triliun untuk Dukung Ketahanan Energi Nasional
Foto: (Sumber : Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung melihat langsung perkembangan RDMP Balikpapan, didampingi oleh Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan beserta jajaran direksi. ANTARA/HO - PT Kilang Pertamina Internasional)

Pantau - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM), Yuliot Tanjung, meninjau langsung perkembangan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang digarap PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), sebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan energi nasional.

Investasi Strategis untuk Kurangi Impor Energi dan Petrokimia

Dalam kunjungannya yang berlangsung bersama Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, serta jajaran direksi, Yuliot menekankan pentingnya proyek RDMP Balikpapan sebagai bagian dari visi Presiden Prabowo dalam memperkuat ketahanan energi dan ketahanan nasional secara menyeluruh.

"Karena seluruh kegiatan ekonomi tidak mungkin tanpa ketersediaan energi," ungkapnya.

Kilang Balikpapan akan memiliki kapasitas pengolahan hingga 360 ribu barel per hari, atau setara dengan 22 sampai 25 persen dari total kebutuhan nasional.

Yuliot menyebut bahwa peningkatan kapasitas sebesar 100 ribu barel per hari akan memberikan dampak besar dalam menekan ketergantungan terhadap impor.

"Jadi, untuk minyak yang akan diolah dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jadi, kita mengupayakan seluruh minyak yang dihasilkan di dalam negeri akan diolah di dalam negeri. Kalau ada kekurangan kita akan impor," jelasnya.

RDMP Balikpapan juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam industri petrokimia melalui teknologi pengolahan residu yang mampu menghasilkan produk bernilai tambah seperti propylene dan ethylene.

"Jadi, nanti ada produk yang dihasilkan dari residu tadi, ada propylene, ada ethylene, itu juga dibutuhkan untuk industri dalam negeri. Sebagai bahan baku, industri lanjutan yang menggunakan bahan baku ini. Selama ini untuk propylene dan ethylene, itu juga kita impor. Ini juga cukup besar, ini akan menjadi substitusi impor," ujarnya.

Nilai investasi proyek RDMP Balikpapan mencapai 7,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp126 triliun.

"Untuk investasi yang dilakukan di sini, nilainya itu adalah 7,4 miliar dolar AS atau disetarakan dengan rupiah, itu adalah sekitar Rp126 triliun. Ini merupakan investasi yang sangat besar yang dilakukan oleh BUMN pada satu titik kegiatan," tegas Yuliot.

RFCC Jadi Tonggak Teknologi Baru Kilang Berstandar Euro V

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menyatakan bahwa sejumlah tahapan penting telah dilalui dalam pengembangan proyek ini, termasuk pengoperasian awal unit utama RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) Complex RDMP Balikpapan pada 10 November 2025.

Unit RFCC berperan penting dalam memproduksi bahan bakar berstandar Euro V, sekaligus meningkatkan efisiensi dan nilai ekonomi kilang.

"Ini merupakan tahapan penting yang telah dilalui KPI dan Pertamina dalam pengoperasian RDMP Balikpapan. RFCC tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, tetapi juga memperbesar nilai tambah dari sumber daya alam dalam negeri," ungkap Taufik.

Pengoperasian RFCC yang dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 2025 menjadi simbol komitmen KPI dan Pertamina terhadap pembangunan berkelanjutan.

Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, menekankan bahwa RDMP Balikpapan adalah proyek strategis yang menjadi ikon kontribusi Pertamina bagi bangsa.

"Proyek RDMP ini bukan proyek biasa. Ini adalah ikon sumbangsih Pertamina untuk ketahanan energi bangsa. Saya berharap kita semua di Pertamina tetap semangat menjalankan mandat mulia ini untuk menjawab harapan rakyat dan harapan Bapak Presiden," ujarnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf