
Pantau - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sterilisasi pasar domestik dari produk impor ilegal menjadi kunci utama agar UMKM bisa naik kelas dan memperkuat daya saing di dalam negeri.
Dominasi Produk Impor Tekan UMKM
Pasar nasional saat ini masih dibanjiri produk impor ilegal, terutama pakaian bekas dan produk white label, yang menekan pertumbuhan UMKM sektor tekstil.
Maman menyatakan, "Selama lapangan belum steril, UMKM tidak akan pernah bisa survive (bertahan)," ungkapnya.
Ia menambahkan, "Kalau pasar kita tidak dibersihkan, produk lokal kita akan sulit memenangkan persaingan di rumah sendiri," katanya menegaskan.
Sektor tekstil menjadi sorotan karena merupakan segmen dengan jumlah pelaku terbanyak sekaligus penyerap tenaga kerja terbanyak di sektor UMKM.
Berdasarkan data, impor pakaian bekas menunjukkan lonjakan signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Pada tahun 2023, impor pakaian bekas tercatat sekitar 12 ton.
Jumlah ini meningkat drastis menjadi 3.600 ton pada tahun 2024.
Hingga Agustus 2025, impor pakaian bekas sudah mencapai 1.800 ton.
Sinergi Lintas Kementerian untuk Bersihkan Pasar
Untuk menekan peredaran produk ilegal, pemerintah memperketat pengawasan di hulu dengan menggandeng Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.
Maman mengungkapkan, "Kita tutup hulunya dulu. Setelah pasar bersih, pemerintah akan membanjiri produk UMKM lokal di seluruh Indonesia."
Ia juga menegaskan, "Kami sudah mulai tutup hulunya. Begitu lapangan bersih, UMKM akan kita dorong memenuhi pasar domestik."
Selain sterilisasi pasar, pemerintah juga menyiapkan strategi penguatan akses pemasaran UMKM.
Langkah tersebut antara lain melalui pendampingan SMESCO Indonesia dan kemitraan dengan usaha besar, agar peningkatan produksi UMKM bisa terserap di pasar.
Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam rangka menurunkan angka pengangguran dan menekan kemiskinan yang hingga kini masih menyentuh angka 24 juta jiwa.
UMKM diproyeksikan menjadi motor penciptaan lapangan kerja dengan kontribusi terhadap 8 hingga 11 juta pekerja pada tahun 2025.
Pemerintah juga mendorong pelaku usaha besar, terutama yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin), agar menjadi mitra strategis UMKM dalam memperluas rantai pasok dan distribusi nasional.
"Kita ingin Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bukan sekadar pasar bagi produk luar," tegas Maman.
- Penulis :
- Arian Mesa








