Pantau - Menteri Perdagangan Budi Santoso menargetkan ratifikasi perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dapat diselesaikan pada tahun 2026.
Saat ini, IEU-CEPA tengah memasuki tahap penyusunan dokumen hukum (legal drafting) dan sedang diterjemahkan ke berbagai bahasa agar dapat segera ditandatangani.
"Jadi berjalannya pasti bareng-bareng. Jadi Januari diusahakan sudah bisa tanda tangan," ungkap Budi Santoso dalam pernyataannya.
Jika penandatanganan dapat dilakukan pada Januari 2025, maka ratifikasi akan segera diajukan ke DPR.
"Januari kalau sudah bisa tanda tangan, kemudian kita ratifikasi ke DPR, mudah-mudahan pertengahan tahun depan selesai," ia mengungkapkan.
Mendag menekankan pentingnya bagi pelaku usaha Indonesia untuk segera mempersiapkan diri dalam mengisi pasar Uni Eropa setelah perjanjian berlaku.
Manfaat Strategis IEU-CEPA Bagi Indonesia
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa IEU-CEPA merupakan modal penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2029.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyebut bahwa kesepakatan ini akan membuka akses pasar yang lebih luas untuk produk Indonesia di Uni Eropa.
Penurunan tarif akan berlaku untuk sebagian besar pos tarif ekspor Indonesia, sehingga akan meningkatkan daya saing produk nasional.
Selain itu, IEU-CEPA juga menawarkan manfaat strategis lainnya, seperti peningkatan nilai ekonomi nasional serta kemudahan proses visa melalui kebijakan fast-track.
Beberapa komoditas unggulan Indonesia yang akan menikmati tarif 0 persen di antaranya:
- Produk pertanian dan perkebunan: sawit, kopi, kakao, karet.
- Produk perikanan: ikan, lobster, udang.
- Komoditas kehutanan: kayu, kayu olahan, panel kayu.
- Produk tekstil dan elektronik.
Langkah Pemerintah Perkuat Ekonomi Nasional
Selain merampungkan IEU-CEPA, pemerintah juga terus memperkuat ekonomi nasional dengan berbagai strategi.
Langkah-langkah tersebut antara lain mendorong produktivitas, menerapkan prinsip ekonomi biru dan hijau, menjadikan kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan, serta memacu investasi.
Pemerintah juga mengakselerasi transformasi digital, memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, mendorong industrialisasi, dan memaksimalkan belanja negara untuk sektor produktif.
Semua kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas melalui perjanjian seperti IEU-CEPA.
- Penulis :
- Leon Weldrick
