
Pantau - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga, menyalurkan 360 ton elpiji untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat di 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh pascabencana yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Bencana tersebut menyebabkan terganggunya akses distribusi energi, khususnya akibat putusnya jalur darat dari Lhokseumawe ke Banda Aceh yang hingga kini masih dalam tahap perbaikan.
Gunakan Kapal dan Skid Tank untuk Jaga Pasokan Energi
Untuk memastikan kelancaran distribusi, Pertamina mengalihkan pengiriman elpiji melalui jalur laut dengan mengoperasikan dua kapal, yaitu Kapal Wira Loewisa dan Kapal Aceh Hebat 2.
“Kami melakukan pengiriman elpiji dari Lhokseumawe ke Banda Aceh melalui moda laut dengan menggunakan dua kapal, yakni Kapal Wira Loewisa dan Kapal Aceh Hebat 2, yang membawa total 24 unit skid tank,” ungkap perwakilan Pertamina Patra Niaga.
Kapal Wira Loewisa mengangkut 16 unit skid tank, sedangkan Kapal Aceh Hebat 2 membawa 8 unit skid tank.
Setiap unit skid tank berkapasitas sekitar 15 metrik ton, sehingga total muatan mencapai sekitar 360 ton elpiji.
Elpiji tersebut akan didistribusikan dalam bentuk lebih dari 30 ribu tabung LPG subsidi 3 kg serta tabung LPG nonsubsidi ukuran 12 kg.
“Pertamina Patra Niaga berkomitmen penuh untuk menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi elpiji guna memenuhi kebutuhan harian masyarakat, khususnya di wilayah terdampak pascabencana,” ungkap Sunardi, salah satu pejabat Pertamina Patra Niaga.
Distribusi Terapkan Skema Regular, Alternatif, dan Emergency
Akibat belum pulihnya jalur distribusi utama, termasuk rute Lhokseumawe–Bener Meriah dan jembatan penghubung Bireuen–Lhokseumawe, Pertamina menerapkan skema RAE (Regular, Alternative, Emergency) untuk menjamin pasokan tetap tersalurkan.
Dalam skema alternatif, elpiji dari Integrated Terminal Lhokseumawe dikirim menggunakan kapal laut ke Fuel Terminal Krueng Raya, Banda Aceh, dan kemudian dilanjutkan ke wilayah sekitar dengan jalur darat.
Distribusi ke wilayah Aceh Timur dan Langsa masih dapat dilakukan melalui jalur darat dari arah timur, yakni melalui Aceh Tamiang menuju Lhokseumawe.
Untuk wilayah yang benar-benar terisolasi, Pertamina juga mengerahkan metode distribusi darurat, termasuk penggunaan helikopter dengan metode sling load dari Lhokseumawe ke Bener Meriah.
Selain itu, kapal Ro-Ro juga dimanfaatkan dalam skema Alternative Emergency untuk mengangkut skid tank elpiji ke Banda Aceh.
Sunardi berharap pemulihan infrastruktur dapat segera tuntas agar distribusi energi dapat kembali berjalan normal.
“Apabila sarana dan prasarana jalan telah sepenuhnya pulih, kami memastikan penyaluran elpiji kepada masyarakat, khususnya di 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, dapat berjalan lebih optimal,” ia menegaskan.
- Penulis :
- Aditya Yohan







