Pantau - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria, menyatakan tengah mengupayakan peningkatan pendanaan riset nasional hingga mencapai Rp1 triliun.
Pernyataan tersebut disampaikan Arif dalam acara Penganugerahan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju Award 2025 yang berlangsung di Jakarta pada Kamis, 18 Desember 2025.
Ia menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem inovasi nasional dan mendorong peningkatan peringkat Indonesia dalam Global Innovation Index.
"Di BRIN, kita lagi mengupayakan dana riset naik 4 kali lipat. Dari Rp200 miliar, kita naikkan menjadi Rp1 triliun," ungkapnya.
Peringkat Global dan Target Kenaikan Anggaran
Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-55 dalam Global Innovation Index tahun 2025, masih di bawah sejumlah negara Asia Tenggara lainnya.
Peningkatan anggaran riset sebesar empat hingga lima kali lipat ini diharapkan mulai diimplementasikan pada tahun 2026.
Menurut Arif, langkah ini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan daya saing inovasi nasional dalam beberapa tahun ke depan.
"Saya yakin ini tahun depan Insya Allah akan bisa naik peringkat kita, dan 2028-2029 insya Allah kita akan bisa sampai di peringkat ke 45 atau 46," ia mengungkapkan.
Sumber Pendanaan dan Kolaborasi Swasta
Arif juga menjelaskan bahwa BRIN akan memanfaatkan tiga sumber pendanaan utama untuk riset dan pengembangan.
Selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pendanaan juga akan didorong dari kalangan dunia usaha dan lembaga internasional.
Salah satu pihak swasta yang tengah dijajaki kerja samanya oleh BRIN adalah Danantara.
Pada tahun 2026, pagu anggaran BRIN dari APBN mencapai Rp6,144 triliun, meningkat sekitar Rp300 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Arif mengaku telah berdiskusi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) guna memperkuat sinergi dalam inovasi nasional.
- Penulis :
- Shila Glorya
- Editor :
- Shila Glorya
