Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ini Penjelasan Bappenas Klaim Masalah Ketimpangan Membaik

Oleh Martina Prianti
SHARE   :

Ini Penjelasan Bappenas Klaim Masalah Ketimpangan Membaik

Pantau.com - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengklaim penanganan masalah ketimpangan yang selama ini menjadi perhatian pemerintah, mulai menunjukkan tren yang membaik.

Kepala Bappenas, Bambang PS Brodjonegoro mengatakan tren membaik tersebut dapat dilihat dari pencapaian koefisien gini yang mulai ada tanda perbaikan. Pada 2012-2014, koefisien gini berada di angka 0,413 tetapi sejak tahun 2015-2017 trennya menurun.

Ia menyampaikan data tahun 2017 menunjukkan sudah lebih dekat ke angka 0,39 atau, menjauh dari 0,4. Secara konsep, Ia menjelaskan kalau koefisien gini 0,4 berarti tingkat ketimpangan sudah perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan gejolak sosial yang tentunya tidak diinginkan.

Baca juga: Waspada! OJK Sebut Tidak Ada Alat Anti 'Skimming'

"Dengan perbaikan yang terus menerus, saat ini koefisien gini berada di 0,391 dan tentunya kita harapkan trennya terus membaik," ujar Bambang dalam keterangan yang diterima, Kamis (29/3/2018).

Sebelumnya dalam acara Peluncuran IDF 2018 sekaligus Peluncuran Call for Papers IDF 2018, pekan lalu, Bambang mengatakan masalah ketidakmerataan dan ketimpangan bukan hanya isu untuk Indonesia saja, melainkan juga menjadi isu dunia.

Di Indonesia sendiri, kata Bambang, selain ketimpangan antar individu, pembangunan Indonesia juga dihadapkan pada ketimpangan antarwilayah, baik antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) maupun antara daerah tertinggal dan daerah maju. 

Sekitar 80,15 persen, kontribusi wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional berasal dari Kawasan Barat Indonesia, khususnya Pulau Jawa dan Sumatera.

Baca juga: Hore... Pemerintah Naikkan Nilai Pengembalian PPh

Sementara itu, Kawasan Timur Indonesia masih belum berkontribusi secara optimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Disampaikan soal kesenjangan antarwilayah, pertanyaanya bukan bagaimana menghilangkan kesenjangan wilayah, tapi bagaimana mengurangi kesenjangan yang sebenarnya juga tidak gampang.

"Di Indonesia, pulau Jawa menyumbang 58 persen PDB, sementara luar Jawa 42 persen PDB," ujar Bambang.

Penulis :
Martina Prianti