
Pantau.com - Dianrong, salah satu pemberi pinjaman peer-to-peer (P2P) atau biasa kita sebut pinjaman online terbesar di China, menutup 60 dari 90 toko offline dan memberhentikan sekitar 2.000 karyawan.
Dilansir Reuters, penyusutan Dianrong yang berbasis di Shanghai terjadi di tengah penumpasan multi-tahun Beijing pada praktik berisiko dan leverage yang berlebihan dalam sistem keuangan yang telah melihat gelombang perusahaan P2P. Hal ini memicu protes oleh investor yang marah atas hilangnya simpanan mereka.
Baca juga: JK Minta Pengusaha Tak Kabur ke Singapura saat Pilpres 2019, Kenapa?
Perlu diketahui bahwa perusahaan ini didirikan oleh Soul Htite, yang juga berada di belakang pinjaman online A. LendingClub Corp. Perusahaan ini didukung oleh dana pemerintah Singapura GIC Pte Ltd dan Standard Chartered Private Equity.
Ketika ditanya tanggapan atas penutupan toko dan PHK, Dianrong hanya menjawab akan memberikan komentarnya nanti.
Baca juga: Per Hari Ini, Kantong Plastik di Minimarket Tak Gratis!
Platform P2P mengumpulkan dana dari investor ritel dan meminjamkan uang kepada perusahaan kecil dan peminjam perorangan, menjanjikan pengembalian tinggi. Pada puncaknya di 2015, sektor ini memiliki sekitar 3.500 bisnis di China. Industri P2P memiliki pinjaman sebesar 1,49 triliun yuan ($ 217,96 miliar) tahun lalu, jauh lebih besar dari sektor gabungan di luar China.
Investor Dianrong juga termasuk Leasing CMIG, unit konglomerat investasi swasta terbesar China, Grup Investasi Tiongkok Minsheng (CMIG), Tiger Global Management, Orix Corp dan CLSA Jepang, bagian dari CITIC Securities China.
- Penulis :
- Nani Suherni