
Pantau.com - Perekonomian India melambat pada kuartal terakhir, demikian menurut data resmi Kamis (28 Februari 2019). Sementara demokrasi terbesar di dunia itu bersiap untuk pemilihan nasional dan sedang bentrok dengan Pakistan di perbatasan.
Pertumbuhan PDB di ekonomi terbesar ketiga di Asia itu berkurang menjadi 6,6 persen pada kuartal ketiga, penurunan berturut-turut dari 7,1 persen dalam tiga bulan hingga akhir November.
Baca juga: LIPI Sebut Masyarakat Bisa Mudah Miliki Mobil Listrik, Jika Bank...
Angka-angka itu menjadi pertanda buruk bagi Perdana Menteri Narendra Modi, yang berkuasa pada tahun 2014 dengan janji akan menciptakan jutaan lapangan kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi tetapi harus mengadakan pemilihan umum pada bulan Mei.
Angka-angka itu disebabkan pengeluaran konsumen yang lebih lemah dan perlambatan dalam investasi. Kantor Pusat Statistik juga merevisi perkiraan pertumbuhan untuk tahun fiskal yang berakhir Maret menjadi 7 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 7,2 persen.
Baca juga: Pengusaha: Sopir Masuk Tol Rp700 Ribu, Keluar Tol Hemat Rp500 Ribu
Sementara itu jika melihat Indonesia, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2019, hal ini berdasarkan data 2018, di mana pemerintah berhasil menjaga konsumsi rumah tangga tumbuh 5,05 persen di tahun 2018 sehingga ekonomi dalam negeri bisa tetap tumbuh.
Dari sisi fiskal, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pemerintah berhasil menjaga defisit APBN sebesar 1,72 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Angka itu jauh di bawah target defisit dalam APBN 2018 yang dipatok sebesar 2,19 persen dari PDB.
- Penulis :
- Nani Suherni