
Pantau.com - Penanaman Modal Asing (PMA) dianggap telah menjadi beban ekonomi. Pasalnya bobot PMA dibandingkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 68,84 persen berbanding 31,16persen.
"Apa yang sebabkan transaksi berjalan defisitnya besar? Kalau kita lihat adalah karena pembayaran pendapatan primer itu outflow dari investasi asing keluar Indonesia. Itu naik dari USD12,85 miliar pada tahun 2004 menjadi USD39,58 miliar," ujar Tim Ekonomi BPN, Anthony Budiawan dalam diskusi yang digelar di Hotel Millenium Kebon Sirih Jakarta, Rabu (10/4/2019).
"PMA sudah menjadi beban ekonomi, selama (berjalan) 13 tahun ini investasi PMA dibandingkan PMDN 68,84 persen berbanding PMDN 31,16 persen," imbuhnya.
Baca juga: Ada Dana Rp2,3 Miliar untuk Pilot Project Homestay di Desa Wisata
Agustinus menambahkan, kondisi tersebut membuat jumlah dana yang keluar dari Indonesia cukup besar untuk membayarkan pendapatan primer ke investor asing.
"Sangat luar biasa naik dari USD12,85 miliar menjadi USD39,58 miliar itu adalah pembayaran untuk pendapatan primer, dimana investasi asing uangnya dibawa ke luar (dari hasil) pembayaran keuntungan dari segi deviden dan sebagainya, itu semua dibawa keluar melonjak hampir 3 kali lipat lebih," paparnya.
Menurutnya, ini yang membuat defisit lebih besar, jika mendorong investasi PMA semakin besar.
"Jadi PMA itu dari 2004-2017 itu total peningkatan PMA 2,21 kali dibandingkan dengan PMDN," katanya.
Baca juga: 11 Gaji Dokter Selama Setahun, yang Tertinggi Rp3,7 Miliar Adalah...
Kondisi ini jika tidak dibenahi kata dia, akan membuat rupiah tertekan."Tanpa ini dibenahi maka kami yakin bahwa ini akan menekan terus terhadap rupiah, sehingga jika hanya bisa dengan financial account dengan portofolio dan dengan surat utang negara yang semakin besar dan lebih membahayakan," katanya.
Menurutnya, ini membuat penguasaan asing dalam perekonomian Indonesia semakin besar. Seharusnya kata dia, pemerintah dapat mengoreksi kondisi tersebut.
"Jadi penguasaan asing dalam ekonomi Indonesia juga semakin membesar sehingga sudah saatnya mengkoreksi memberdayakan pengusaha-pengusaha," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni