
Pantau.com - Buat kalian yang memiliki lahan atau usaha di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa dibilang ketiban untung nih. Pasalnya, adanya jalur Trans Jawa, pasar hunian Jawa Tengah diproyeksikan mengalami tingkat permintaan properti yang cukup pesat.
Dan saat ini Tol Trans Jawa telah tersambung, membentang dari Barat hingga Probolinggo Timur Jawa dengan panjang total 995 kilometer. Tahun ini jalur tersebut bahkan sudah dilintasi oleh pemudik setelah 41 tahun lamanya, sejak diinisiasi pada 1978.
Tertarik untuk membeli hunian atau investasi di kawasan ini? Sebelumnya kenali lebih jauh potensi kawasannya lewat Area Insider.
Dikutip rumah.com, Senior Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara mengatakan, Jawa Tengah juga memiliki prospek kawasan industri yang berkembang di dekat Semarang, misalnya di Kendal. Kawasan industri ini diharapkan dapat meningkatkan tidak hanya perekomonian tetapi juga permintaan properti di sana.
Baca juga: Ini Lokasi Pengisian BBM Saat Penutupan Rest Area di Tol Trans Jawa
Sayangnya, Upah Minimum Regional (UMR) beberapa lokasi di Jawa Tengah relatif rendah dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur. Tercatat untuk ibu kota provinsi, yakni Semarang, UMR berada di kisaran Rp2,5 juta dibandingkan dengan kota Surabaya senilai Rp3,8 juta dan Bandung Rp3,34 juta.
Hal ini membuat daya beli masyarakatnya relatif cukup rendah. Namun di satu sisi juga menandakan potensi besar permintaan di segmen kelas menengah bawah yang terus bertumbuh. Dan menurut Dani Indra, hanya beberapa lokasi, misalnya dekat Pekalongan yang harganya masih cukup rendah dan serapannya cukup lambat.
Indeks Harga Properti residensial di Semarang pada akhir semester pertama ini diperkirakan pada level 203,1 dibandingkan pada triwulan pertama tahun ini 202,70. Senada, riset yang dilakukan oleh Housing Finance Center (HFC), menunjukkan adanya kenaikan indeks harga Indonesia, termasuk di daerah dengan perkembangan infrastruktur yang pesat.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, setidaknya ada 6 kabupaten/kota yang terekam memiliki BTN HPI di atas rata-rata nasional, yaitu Batang, Jateng (253,29); Jember, Jatim(252,2); Batam-Kepulauan Riau (232,28); Bantul, DI Yogyakarta (221,62); Banyumas, Jawa Tengah (232,28); dan Jakarta (215,5). "Setelah diresmikannya tol Pemalang-Batang pada 2018, Kabupaten Batang, Jateng menduduki peringkat BTN HPI (House Price Index) tertinggi yaitu 253,29 atau naik 20,44 persen dibandingkan kuartal I/2018, juga lebih tinggi dibandingkan BTN HPI nasional yang hanya 163,9," paparnya.
Baca juga: Klaim Menteri PUPR Soal Trans Jawa hingga Trans Sumatera
Dampak positif juga tak hanya dirasakan orang Jawa Timur, Trans Jawa juga membuat peringkat Jawa Timur meningkat.
Kenaikan di Kabupaten Jember didukung oleh adanya rencana pembangunan jalan tol ruas Mojokerto-Banyuwangi yang akan melintasi daerah tersebut.
Adapun kenaikan BTN HPI tertinggi adalah Kabupaten Jember, Jatim yang melonjak 28,28 persen secara tahunan. Jember menduduki peringkat kedua dengan BTN HPI sebesar 252,2.
Masih berdasarkan riset HFC, kenaikan di Kabupaten itu didukung oleh adanya rencana pembangunan jalan tol ruas Mojokerto-Banyuwangi yang akan melintasi daerah tersebut. Ruas itu direncanakan dibangun untuk mendukung rencana pemerintah pusat membangun sejumlah dermaga dan bandara embarkasi haji di Kota Tembakau.
Baca juga: Tol Trans Jawa Pengaruhi Pengajuan Extra Flight
Secara keseluruhan, riset tersebut menyebutkan bahwa BTN House Price Index (HPI) naik 7,34 persen secara tahunan ke posisi 163,9 pada kuartal I/2019.Laju kenaikan BTN HPI pada kuartal I/2019 terhitung lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu naik 6,44 persen.
BTN HPI sempat tertekan pada 2015 hingga 2018 karena laju pertumbuhan HPI cenderung melandai, dari tumbuh sekitar 14,3 persen pada kuartal I/2015 menjadi hanya tumbuh 11,49 persen pada kuartal I/2016. Lalu, turun lagi pada kuartal I/2017 dan anjlok pada kuartal I/2018 yang hanya tumbuh 6,44 persen.
"Tahun ini, kami optimis harga properti akan semakin meningkat, seiring dengan diselesaikannya proyek-proyek infrastruktur yang telah digagas pemerintah," tekannya.
Optimisme tersebut juga didasarkan pada data kenaikan BTN HPI yang terjadi di daerah dengan perkembangan infrastruktur yang pesat dan adanya potensi pengembangan infrastruktur di wilayah tersebut, di antaranya Jakarta, Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim).
- Penulis :
- Nani Suherni