
Pantau.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan hasil pembahasan digital, inovasi dan artifisial intelligent dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 mengalami apresiasi kemajuan perlakuan (treatment) perpajakan ekonomi digital.
Ia menjelaskan, kemajuan ini adalah hasil pertemuan para Menteri Keuangan dua minggu yang lalu di Fukuoka. Contohnya, disampaikan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), sekretariat G-20 dalam melaksanakan berbagai program kerjasama perpajakan internasional, diharapkan pada tahun 2020 sudah ada kesepakatan perpajakan untuk e-Commerce dan ekonomi digital.
"Diharapkan pada tahun 2020 sudah akan ada kesepakatan mengenai bagaimana perpajakan untuk ekonomi e-Commerce dan digital economy bisa disepakati," tuturnya.
Baca juga: Sri Mulyani CS Banjir Pujian dari Menteri Saudi di KTT G20
Selain itu, OECD juga sudah mengungkap 47 juta akun offshore dengan nilai 5 triliun Euro yang tadinya dirahasiakan, namun karena kerjasama Automatic Exchange of Information (AEoI) hal ini dapat diungkap.
"Sekarang ini sudah lebih dari 47 juta account yang berada dari offshore dan nilainya sekitar 5 triliun Euro yang di-disclose yang tadinya informasi ini sangat rahasia. Ini adalah bagian yang sangat penting dari kemajuan mengenai automatic exchange of information," jelasnya.
Bahkan, Sri Mulyani menambahkan, ada negara-negara yang mendapatkan hak-hak perpajakan yang hilang akibat kerahasiaan (secrecy) itu.
Baca juga: Terkuak! Permainan Broker Sebabkan Harga Ayam di Peternak Terjun Bebas
"Bahkan ada negara negara yang mampu untuk bisa mendapatkan yang selama ini hak-hak perpajakan yang hilang akibat secrecy itu," jelasnya.
Ia menegaskan, Indonesia akan terus mengikuti kerjasama perpajakan internasional ini untuk perpajakan yang adil di era digital.
- Penulis :
- Nani Suherni