Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Masuk Daftar Hitam, Teknologi Pemindai Wajah MEGVII Disorot Goldman Sachs

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Masuk Daftar Hitam, Teknologi Pemindai Wajah MEGVII Disorot Goldman Sachs

Pantau.com - Goldman Sachs sedang meninjau perannya dalam IPO Megvii setelah perusahaan AI ditambahkan ke daftar hitam entitas China di Amerika Serikat.

Megvii, yang telah mengajukan prospektus untuk melantai di Hong Kong, secara efektif dilarang mengimpor teknologi Amerika minggu ini. Departemen Perdagangan AS mengutip dugaan peran perusahaan dalam memfasilitasi pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang China.

"Kami sedang mengevaluasi mengingat perkembangan terakhir," kata Goldman Sachs (GS) dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Ternyata, Inilah Keluarga Kaya yang Membeli Toko Thomas Cook

JPMorgan (JPM) dan Citi (C) adalah sponsor bersama IPO dengan Goldman. Baik JPMorgan dan Citi menolak berkomentar. Megvii, yang diperkirakan bernilai $4 miliar, adalah bagian dari aksi besar-besaran yang menargetkan 28 entitas China, meningkatkan pertaruhan menjelang pembicaraan penting perdagangan di Washington.

Dalam sebuah pernyataan, Megvii mengatakan "tidak ada alasan" untuk perusahaan yang ditambahkan ke daftar hitam ekspor Washington.

"Kami mematuhi semua hukum dan peraturan di yurisdiksi tempat kami beroperasi. Kami meminta klien kami untuk tidak mempersenjatai teknologi atau solusi kami atau menggunakannya untuk tujuan ilegal," kata perusahaan itu.

Perusahaan juga mencoba mengurangi ketergantungannya pada pemasok Amerika, dengan catatan bahwa rantai pasokannya bersifat global dan "AS hanyalah satu bagian darinya." Dalam prospektusnya, perusahaan mengatakan lima pemasok topnya berbasis di China.

Baca juga: Pembicaraan Perdagangan AS-China Berlanjut saat Kebijakan Daftar Hitam

Perluasan daftar hitam adalah pukulan bagi beberapa perusahaan pemula teknologi terpanas di China, terutama dalam kecerdasan buatan. Startup pengenalan wajah SenseTime dan Yitu juga dimasukkan, seperti juga pembuat kamera pengawas berbasis AI Hikvision dan perusahaan pengenalan suara iFlyTek.

Pihak berwenang China telah menolak tuduhan hak asasi manusia, dan mengancam akan membalas dendam terhadap perusahaan AS.

"Tuduhan AS terhadap China tidak berdasar dan tidak masuk akal. Mereka hanya mengekspos motif jahat Amerika Serikat untuk mengganggu upaya kontraterorisme di Xinjiang dan menggagalkan perkembangan China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang pada hari Selasa (8 September 2019).

Penulis :
Nani Suherni