
Pantau.com - Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL), Agum Gumelar, menilai pembangunan infrastruktur yang belum sepenuhnya tuntas masih menjadi salah satu kendala bagi ketahanan bidang pangan di Indonesia.
"Pemerataan pangan belum sepenuhnya tuntas, masih ada beberapa kendala salah satunya infrastruktur. Infrastruktur memang sedang dibangun tetapi belum tuntas," ujar Agum Gumelar dalam diskusi bertema "Program Ketahanan Pangan Menuju Kemandirian Pangan" oleh Lembaga Kajian Nawacita (LKN) di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Menurut Agum, infrastruktur yang belum memadai menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan hasil pertanian belum terdistribusikan dengan lancar.
"Masih banyak daerah yang terpencil dan terisolir dengan infrastruktur diharapkan menjadi salah satu upaya bagi pemerintah untuk 100 persen kan pemerataan pangan," katanya.
Baca juga: Mentan dan Mendag Perkuat Sinergi, Terkait Ketahanan Pangan dan Pertanian
Dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur, pemerintah daerah harus memiliki visi yang sama dengan pemerintah pusat. Selain itu, koordinasi antar departemen juga harus lebih ditingkatkan.
"Pemda harus bisa beradaptasi dengan semangat dari pusat, kalau ada pemimpin daerah yang tidak bisa mengikuti semangat dari pusat, itu menjadi kendala. Ego sektoral harus kita cegah karena itu yang menghambat pembangunan infrastruktur," ucapnya.
Dalam rangka pemerataan bidang pangan, Agum mengatakan pemerintah harus membangun pasar induk di wilayah yang lokasinya dekat dengan produsen. "Harus bisa membangun pasar-pasar induk yang lokasinya dekat produsen sehingga bisa menampung produk-produk di wilayah itu. Saat ini, pasar induk yang berjalan hanya ada tiga, pembangunan untuk pasar induk ada tetapi lokasinya kurang diperhatikan sehingga banyak yang mubazir," paparnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Pasar Komoditi Nasional Indonesia Hartono Wignjopranoto mengatakan terdapat beberapa hal yang mesti dibenahi untuk mencapai kedaulatan pangan, salah satunya menata sistem distribusi komoditi pangan melalui pasar sebagai prasarana alami perjalanan barang atau produk dari produsen ke konsumen.
Selain itu, melakukan produksi sesuai dengan permintaan pasar, menyangkut jumlah, mutu dan kontinyuitasnya. "Untuk sistem distribusi, perlu dibangun pasar induk (pusat-pusat distribusi) di beberapa daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku pasar dan konsumen," katanya.
Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Ajak Milenial Terapkan Pola Pangan Sehat
Selanjutnya, ia mengatakan, pasar induk itu harus dikelola secara profesional yang mampu mengatur keseimbangan antara kebutuhan pasar dan jumlah pasokan untuk menghindari fluktuasi harga yang tajam.
"Harus dibangun pasar induk yang teratur, artinya mampu memberikan informasi kebutuhan barang dan jumlah produksi petani. Dengan begitu fluktuasi dapat berkurang yang akhirnya mensejahterakan petani," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, meningkatnya kesejahteraan petani bakal mendorong pemuda untuk terjun langsung ke bidang pangan. "Sekarang banyak anak-anak muda yang tidak mau menjadi petani, kalau kesejahteraan petani meningkat, itu dapat menjadi pendorong," tukasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta