Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

2 Hal yang Harus Dipertimbangkan, Beli atau Sewa Hunian?

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

2 Hal yang Harus Dipertimbangkan, Beli atau Sewa Hunian?

Pantau.com - Siapa yang tidak ingin memiliki sebuah rumah? tempat tinggal menjadi kebutuhan pokok manusia. Dimana manusia dapat hidup nyaman dengan atap yang melindungi dari hujan dan panas.Pentingnya rumah sebagai tempat berlindung, membuat banyak orang yang mendambakan memiliki properti satu ini. Namun, memiliki hunian tak semudah yang dikira, karena bukan barang murah yang bisa dibeli begitu saja. Tak semua orang memiliki kemampuan membeli sebuah hunian, sekalipun yang sederhana dan berada di kawasan pinggiran. Menghadapi kondisi tersebut, mereka memilih menyewa hunian atau kamar kos sebagai tempat tinggal sementara.

Baca juga: Kemen PUPR: Pengembang Terdaftar Dapat Salurkan KPR Bersubsidi


Membeli atau menyewa hunian tentu dibutuhkan jawaban yang perlu dipertimbangkan secara matang. Tak boleh salah langkah, apalagi hanya karena gengsi membuat Sobat Pantau susah ke depannya.Berikut ini adalah perhitungan pengeluaran untuk beli rumah seperti dikutip dari Moneysmart.

Ilustrasi rumah KPR. (Foto: Antara)

Beli Rumah


Membeli hunian berarti Pantau gengs memiliki aset yang nilainya akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Dasarnya, sebuah properti akan selalu dicari oleh siapapun, karena harganya terus melambung.  Apalagi, jika hunian Sobat Pantau terletak di lokasi strategis, lingkungan aman dan terjamin serta fasilitas umum yang terbilang lengkap. Harga yang awalnya dibeli hanya berapa ratusan juta pun bisa melambung hingga miliaran rupiah. Sebagai contoh, kamu membeli sebuah hunian tipe 36 dengan luas tanah 136 meter persegi di Perumahan Bukit Cimanggu City, Bogor, Jawa Barat pada tahun 2019 di angka Rp1.090.000.000.Harga Rumah         Diskon 2%               Uang Muka Promo     Plafon KPR            KPR Asumsi Bunga BANK BNI 6,75% untuk 20 Tahun
Rp1.090.000.000    Rp1.068.200.000    Rp69.7000.000         Rp747.740.000     Rp5.685.546Dengan asumsi di atas, per bulan Sobat Pantau kudu mengeluarkan cicilan KPR Rp 5,6 juta. Perlu diingat, jumlah utang termasuk KPR tidak boleh lebih dari 30 persen penghasilan. Jadi, skema tersebut cocok untuk kamu pemilik gaji Rp 15 juta per bulan.  Namun, bukan berarti kamu pemilik gaji di bawahnya, misal Rp 10,8 juta tidak bisa memiliki rumah dengan sistem KPR. Untuk kamu salah satunya, maka bisa membeli rumah dengan harga di bawah nominal di atas.Misalnya, kamu membeli sebuah hunian tipe 36 dengan luas tanah 38 meter persegi di Perumahan Bukit Cimanggu City, Bogor, Jawa Barat pada tahun 2019 seharga Rp725.000.000.Harga Rumah     Diskon 12%         Uang Muka Promo     Plafon KPR             KPR Asumsi Bunga BANK BNI 6,75% untuk 20 Tahun
Rp725.000.000     Rp87.000.000     Rp33.350.000         Rp510.400.000       Rp3.880.898Asumsi di atas, maka per bulan kamu harus mengeluarkan cicilan KPR Rp 3,8 juta. Angka ini masih masuk jumlah utang untuk kamu pemilik gaji Rp 10 jutaan.

Baca juga: BTN Gelontorkan Dana Rp111 Triliun untuk KPR BersubsidiPengeluaran Bulanan jika Membeli Rumah

Perlu diingat, dengan mengalokasikan 30 persen untuk tabungan rumah, kamu tetap harus menyisihkan 50 persen uang dari gaji untuk keperluan pokok, termasuk di dalamnya ongkos sehari-hari ke tempat kerja. Sisanya, 20 persen untuk menabung atau investasi.Dengan membeli hunian di kawasan wilayah penyangga DKI Jakarta yang dilalui jalur KRL, maka kamu akan menghemat ongkos perjalanan dari dan ke kantor memakai moda transportasi tersebut.Berikut ini perincian pengeluaran cicilan rumah ditambah ongkos transportasi dari Bogor ke tempat kerjamu di Jakarta. Kita gunakan asumsi bahwa cicilan rumah Sobat Pantau per bulan adalah Rp3,8 juta mengikuti perhitungan KPR dengan tenor 20 tahun. Pengeluaran bulanan jika tinggal di rumah sendiri     

Perhitungan     Nominal
Cicilan rumah per bulan    Rp3.880.898
Biaya air         Rp100.000
Biaya listrik         Rp500.000
Iuran kebersihan dan keamanan    Rp90.000
Pajak Bumi dan Bangunan di kawasan Cimanggu, Bogor Rp240.000 : 12 bulan = Rp20.000
Ongkos KRL PP dari Bogor ke Jakarta     Rp 12.000 x 20 hari = Rp240.000
Ongkos ojek online PP dari stasiun ke kantor     Rp 20.000 x 20 hari = Rp400.000
Total         Rp5.130.898Dengan asumsi di atas, maka biaya ongkos yang harus kamu keluarkan selama sebulan ialah Rp640 ribu. Namun, angka tersebut bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perbedaan biaya transportasi yang digunakan.Nah, setelah melihat perhitungan-perhitungan di atas, kamu sudah mengetahui kan perhitungan dan pengeluarannya. Meski begitu, hunian akan menjadi asetmu sendiri.

Ilustrasi rumah. (Foto: ISTIMEWA)

Kerugian Beli Rumah


Adapun kerugian beli rumah, meski akan selalu naik seiring berjalannya waktu. Namun, membeli hunian baik secara cash maupun dengan sistem KPR juga memiliki risiko-risiko yang harus ditempuh.Bila membeli dengan sistem KPR, berarti kamu harus menerima komitmen jangka panjang.  KPR juga memiliki beban bunga, itu berarti harga hunian yang kamu beli mengalami kenaikan berkali lipat sesuai dengan perhitungan bunga yang ada. Pastikan kamu siap melakukannya ya Sobat Pantau! Membeli rumah juga berarti siap dengan biaya ekstra yang harus dikeluarkan. Mulai dari pajak tahunan, biaya listrik, air, dan lainnya. Menjaga kebersihan hunian juga merupakan tantangan yang cukup berat. Terlebih, buat kamu yang gak terbiasa beberes rumah alias terima beres, belum lagi, jika ada kerusakan akibat banjir, kebakaran dan sebagainya. Memiliki hunian, berarti kamu harus menyiapkan dana darurat untuk biaya tak terduga, salah satunya perbaikan rumah yang biasanya tidak bisa ditunda.Faktor lain yang tidak kalah penting adalah lokasi properti yang dibeli apakah bisa ditempuh, atau tidak. Dengan begitu, sarana transportasi perlu dipertimbangkan betul.

Ilustrasi bangunan tinggi, Apartemen Green Pramuka City. (Foto: Pantau.com/Tatang Adhiwidharta)

Keuntungan dan Kerugian Menyewa Hunian


Menyewa rumah bukan berarti pilihan yang tidak bijak. Jika kondisi keuanganmu pas-pasan dan tidak ada spare untuk membeli properti, maka memang pilihan bijak menyewa terlebih dulu sambil mengumpulkan uang untuk melakukan DP hunian.Menyewa hunian pun dapat memberikanmu pilihan yang lebih banyak. Kamu bisa memilih kontrakan atau kos yang dari segi lokasi dan tempat kerjamu berdekatan. Sehingga, dari segi waktu dan biaya transportasi lebih hemat. Namun, apakah benar lebih hemat? kita perhitungkan lagi pengeluaranmu ketika menyewa rumah.Misalnya, kamu menyewa sebuah hunian di kawasan Cilandak Tengah, Jakarta Selatan dengan kisaran uang sewa Rp4 juta per bulan.
Pengeluaran bulanan jika menyewa rumah     Perhitungan     NominalBiaya sewa rumah per bulan    Rp4.000.000
Biaya listrik             Rp400.000
Biaya air             Rp100.000
Iuran kebersihan dan keamanan    Rp100.000
Ongkos ojek online dari rumah sewa ke kantor pulang pergi     Rp 20.000 x 20 hari = Rp400.000
Total     Rp5.000.000Selain itu, dengan menyewa sebuah rumah, berarti Sobat Pantau tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan. Umumnya, perawatan rumah akan dibebankan kepada sang penyewa, tapi dengan catatan telah disepakati sejak awal.Dengan perhitungan tersebut, kamu dapat menekan biaya transportasi. Syukur-syukur, hunian yang kamu sewa letaknya dekat dengan tempat kerja, sehingga dapat dicapai dengan jalan kaki atau bersepeda saja.  Selain sewa hunian, alternatif lainnya adalah sewa apartemen. Karena dinilai lebih praktis, dan bisa memilih apartemen yang dekat dengan tempat kerja.Selain praktis, tinggal di apartemen di dekat tempat kerja akan mengeliminir ongkos transportasi. Namun, apakah jatuhnya jadi lebih murah ketimbang sewa rumah? coba kita analisa lewat perhitungan berikut ini.Pengeluaran bulanan jika menyewa apartemen
Perhitungan     Nominal
Biaya sewa apartemen    Rp4.000.000
Iuran Pengelolaan Apartemen (IPL)    Rp 30.000 x 36 m2 =Rp 1.080.000
Sinking fund     Rp 10.000 x 36 m2 =Rp360.000
Biaya listrik     Rp500.000
Biaya air     Rp100.000
Total Rp 6.040.000Ternyata sewa apartemen tidak lebih murah dari menyewa rumah. Sebab, banyak biaya tambahan yang harus dikeluarkan per bulannya.

Baca juga: Guna Percepat Evakuasi, Basuki: Apartemen Perlu Miliki Helipad


Adapun kerugian sewa hunian yakni menyewa tempat tinggal lebih murah di bandingkan membelinya. Namun, menyewa berarti Sobat Pantau tidak mendapatkan aset, kamu hanya mendapatkan hak sewa guna. Menyewa hunian berarti kamu akan menggelontorkan uang per bulan atau tahunan untuk biaya sewa kepada orang lain. Padahal, kalau kita alokasikan dana itu sebagai cicilan, kamu akan mendapatkan aset hunian jika cicilan lunas.So, itulah dua hal yang bisa Pantau Gengs pertimbangkan, apakah menyewa atau membeli hunian. Sebagai kebutuhan pokok, maka lebih baik kamu membeli properti dibandingkan hanya menyewa.Kemudian, masalah yang mungkin akan muncul di pikiran kamu adalah bagaimana kalau belum punya uang DP? Selagi belum punya DP, kamu bisa tinggal di apartemen atau rumah sewa sambil mengumpulkan uang untuk DP rumah.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta