
Pantau.com - Remdesivir obat antivirus buatan Gilead Sciences yang berbasis di Amerika Serikat (AS), disebut terbukti memiliki efek untuk membantu mempercepat penyembuhan pasien terinfeksi virus Korona (COVID-19).
Kemajuan ini membuat Presiden AS Donald Trump mendesak badan pengawas obat dan makanan, FDA, untuk menyetujui penggunaan remdesivir sebagai obat untuk COVID-19 secepat mungkin. Sebelumnya remdesivir adalah antivirus untuk mengobati Ebola.
"Kami ingin melihat persetujuan yang sangat cepat, terutama dengan hal-hal yang berfungsi. Saya ingin mereka meloloskannya secepat mungkin," ujar Trump saat mengadakan rapat dengan para eksekutif bisnis di Gedung Putih, Rabu 29 April 2020 malam.
Baca juga: Hasil Uji Coba NIAID AS: Remdesivir Terbukti Ampuh Sembuhkan Pasien Korona
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan mereka telah melakukan diskusi dengan Gilead Sciences untuk membuat remdesivir tersedia di pasar untuk pasien COVID-19 secepat mungkin. Menurut catatan The New York Times, FDA berencana untuk mengumumkan otorisasi penggunaan darurat untuk remdesivir.
"Sebagai bagian dari komitmen FDA untuk mempercepat pengembangan dan ketersediaan pengobatan COVID-19 yang potensial, agensi telah terlibat dalam diskusi rutin dan berkelanjutan dengan Gilead Sciences mengenai rencana membuat remdesivir tersedia untuk pasien secepat mungkin, sewajarnya," kata Juru Bicara FDA Michael Felberbaum.
Sebelumnya uji coba dilakukan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS. Sekitar 50 persen pasien yang diobati dengan remdesivir menggunakan dosis selama lima hari bisa ke luar dari rumah sakit lebih cepat dibanding metode pengobatan lain misalnya dengan obat plasebo.
"Data menunjukkan remdesivir memiliki dampak positif yang jelas dan signifikan dalam mengurangi waktu pemulihan," tutur Penasehat Kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci.
Baca juga:Presiden Jokowi Klaim Klorokuin Produksi Kimia Farma Indonesia
Menurutnya obat dapat memblokir virus. Ia bahkan percaya akan ada standar perawatan baru dengan keberhasilan uji coba ini.
"Ini membuka pintu pada kenyataan bahwa kita sekarang memiliki kemampuan untuk mengobati," katanya.
Namun belum diketahui secara jelas bagaimana efek obat ini terhadap kematian si pengguna. Angka mortality rate pada orang yang diberikan remdesivir adalah 8 persen. VirusKorona saat ini telah menginfeksi 1.064.533 orang di AS. Di mana telah ada sebanyak 61.668 orang meninggal dan 147.411 orang sembuh.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta