Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Sempat Rebound, Harga Minyak Dunia Kembali Naik

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Sempat Rebound, Harga Minyak Dunia Kembali Naik

Pantau.com - Harga minyak mentah dunia berhasil menguat di tengah penghentian produksi beberapa perusahaan migas asal Amerika Serikat. Maklum saja beberapa waktu lalu minyak mentah turun akibat Badai Zeta di Teluk Meksiko.

Harga minyak berhasil rebound setelah sebelumnya terkoreksi 5 persen. Dalam laporannya, Reuters menuliskan, pada Rabu kemarin, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik tipis 7 sen, atau 0,19 persen menjadi USD37,46 per barel, sementara minyak mentah Brent berjangka naik 4 sen, atau 0,10 persen, menjadi USD39,16 per barel.

Menurut Chief Market Strategist Stephen Innes, minyak mentah WTI berada di rentang harga USD36,45 hingga USD6,95 telah menjadi zona beli sejak awal September. "Jika harga jatuh melalui rentang tersebut akan menjadi tanda bearish," katanya, pada Kamis (29/10/2020).

Baca juga: Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi 42 USD per Barel

Meski demikian, para analis memperkirakan, dampak badai Zeta hanya berumur pendek dan kembalinya produksi AS akan menambah kelebihan pasokan yang ada, karena Libya dengan cepat meningkatkan produksi setelah blokade delapan bulan.

Data dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan, stok minyak mentah AS tercatat naik 4,3 juta barel dalam seminggu hingga 23 Oktober, peningkatan ini juga lebih besar dari yang diperkirakan.

Namun, meningkatnya kasus COVID-19 di Eropa, yang telah menyebabkan pembatasan baru membuat moblitas orang kian terbatas ikut membayangi harga minyak dunia.

Baca juga: Kasus COVID-19 Meningkat Picu Harga Minyak Turun

Misalnya saja, Perancis akan mewajibkan orang untuk tinggal di rumah untuk semua kecuali aktivitas penting, sementara Jerman akan menutup bar, restoran, dan teater mulai 2 November hingga akhir bulan ini. "Kebangkitan pandemi menekan OPEC untuk menunda kenaikan produksi yang direncanakan pada Januari," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC +, berencana untuk mengurangi pengurangan produksi mereka pada Januari 2021 dari 7,7 juta barel per hari (bph) saat ini menjadi sekitar 5,7 juta bpd.

Sementara itu, katalis lainnya mengenai prospek perselisihan perdagangan antara China dan Amerika Serikat juga masih belum jelas.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta