Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Bertemu Doraemon di Museum Fujiko F Fujio Jepang

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Bertemu Doraemon di Museum Fujiko F Fujio Jepang
Foto: Photobox di Museum Fujiko F Fujio Jepang. (Annisa Indri Lestari)

Pantau - Walau serial kartun Doraemon sudah tidak tayang di televisi tetapi film Doraemon masih eksis sampai sekarang.Jika rindu dengan Doraemon, cobalah berkunjung ke Museum Fujiko F. Fujio di Kota Kawasaki, Jepang. Manga Doraemon merupakan ciptaan Hiroshi Fujimoto dan Motoo Abiko yang dikenal dengan nama pena Fujiko Fujio pada 1969. Mereka kemudian berkarya sendiri-sendiri sejak 1987. Motoo Abiko menggunakan nama pena Fujiko A. Fujio, sedangkan Hiroshi Fujimoto dikenal sebagai Fujiko F. Fujio.Namun, museum Fujiko F. Fujio tidak hanya menampilkan Doraemon, melainkan semua karya Hiroshi Fujimoto.

Cara Menuju Lokasi

Museum ini dapat diakses dengan mudah menggunakan kereta api dari berbagai titik di Tokyo dan Yokohama.

Tiga stasiun berada dalam jarak yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki: Shukugawara di JR Nambu Line, Mukogaoka-Yuen di Odakyu Odawara Line, dan Noborito, lokasi persimpangan kedua jalur di atas. Lokasinya juga dekat dengan Museum Rumah Rakyat Ruang Terbuka Jepang

Areanya dicapai dalam waktu sekitar 20 menit dari Shinjuku dan pusat kota Tokyo melalui Odakyu Line. Pengunjung yang datang dari Stasiun Yokohama dapat menggunakan JR Nambu Line, yang memakan waktu sekitar 30 menit.

Berpetualang ke Dunia Doraemon

Museum Fujiko F. Fujio dibuka sejak tanggal 3 Sepetember 2011. Di dalam Museum Fujiko F. Fujioini, kita tak hanya menemukan Doraemon saja, melainkan juga tokoh anime lain karya Fujiko F. Fujio, seperti Mojacko, 21-Emon, P-Man, Kitaretsu, dan masih banyak lagi. Selain melihat karya-karya dari Fujiko F. Fujio, kita juga akan melihat kehidupan pribadi Fujiko dari kecil hingga dewasa.

Museum ini menyediakan banyak sekali tempat menarik. Dimulai dari ruang kerja Fujiko F. Fujio yang penuh dengan buku-buku riset, sketsa gambar dan peralatannya. Ada juga yang akan membuat takjub yaitu deretan laci kayu yang besar dan banyak sekali yang dijadikan sebagai tempat Fujiko F. Fujio menyimpan naskah-naskah komik. Di dalam museum ini, juga disediakan semacam radio yang menjelaskan tentang sejarah dan cerita yang ada. Jadi, kita tak perlu repot-repot untuk membaca. Bagi yang tidak mengerti bahasa Jepang, disediakan pula bahasa yang lain, seperti Inggris, Korea, dan Cina.

Lebih dari setengahnya museum ini ditujukan untuk anak-anak, yang di fasilitasi dengan fitur teater yang menampilkan film pendek, ruang baca manga, dan bermain. Beberapa patung seukuran Doraemon bisa diajak foto dan disentuh. Dan disekitar lapangan museum juga ada beberapa karakter lainnya. Ada juga kafe yang menjual makanan dengan tema Doraemon dan toko yang menjual barang-barang karakter dari Doraemon dan karya Fujiko F. Fujio lainnya.

Sebenarnya ada apa saja di Museum Doraemon ini? Dimulai dari depan pintu masuk museum Doraemon, kita akan diberi alat rahasia khusus yang disebut "Telepon Bicara". Dengan alat ajaib ini, kita dapat mendengarkan semua penjelasan mengenai apa saja yang ada di museum, yang dilengkapi dengan bahasa Jepang, Kore, Cina, dan Inggris. Jika kita menekan tombol pada Telepon Bicara dengan nomor yang sama dengan yang tertera di samping barang pajangan di museum, maka sebuah suara akan keluar dan menjelaskan mengenai barang tersebut.

Museum Doraemon terdiri dari tiga lantai dan terbagi menjadi beberapa bagian. Di lantai pertama ada Exhibition room, dimana terdapat semua ilustrasi karya Fujiko F. Fujio yang dipajang. Termasuk juga bagaimana proses kreatif dimulai dari penggambaran komik hingga difilmkan berupa animasi. Dengan menggunakan Telepon Bicara, kita dapat mendengarkan kisah dari ilustrasi yang digambar dan sejarah di balik pembuatannya. Semua ilustrasi ini sangatlah berharga, jadi kita dilarang untuk mengambil fotonya. Sebelum keluar dari Exhibition Room, kita akan melewati replika meja Fujiko F. Fujio yang keren banget, penuh dengan tumpukan buku, replika patung dinosaurus, kertas-kertas gambar dan lain sebagainya.

Baca : Menelusuri Kekayaan Budaya di Museum Etnobotani atau Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia

Penulis :
Annisa Indri Lestari