
Pantau - Namyeong-dong, kawasan kecil di tengah Seoul, kembali mencuri perhatian para pencinta kuliner. Berkat popularitas acara Netflix Culinary Class Wars, gang sempit yang dulunya tenang kini menjelma menjadi destinasi wajib dengan deretan restoran unik dan penuh cerita.
“Saya datang ke sini karena tahu restoran ini dimiliki oleh ‘Gangui’ dari Culinary Class Wars di Netflix,” ujar Jeong, seorang pengunjung berusia 32 tahun, sebagaimana dikutip dari The Korea Times. Ia mengaku tertarik dengan kawasan Namyeong-dong karena atmosfernya yang unik dan modern. "Tempat ini memberikan kesan yang lucu dan kekinian," tambahnya.
Kesuksesan Culinary Class Wars
Serial Culinary Class Wars, yang tayang perdana pada September lalu, mencetak rekor sebagai program realitas Korea pertama yang menduduki peringkat teratas global dalam kategori non-Inggris di Netflix. Serial ini mempertahankan posisinya di puncak selama tiga minggu berturut-turut.
Acara ini menghadirkan konsep menarik dengan mempertemukan 80 koki pendatang baru yang dijuluki “black spoon” melawan 20 chef selebritas yang disebut “white spoon.” Popularitas acara ini bukan hanya terasa di Korea, tetapi juga merambah ke penonton internasional.
Baca juga: Lagi Viral, Ini Resep Bakwan Bakar Buat Camilan di Rumah
Menurut Bloomberg, serial ini telah menghidupkan kembali industri makanan dan minuman Korea, yang sempat lesu akibat pandemi COVID-19. "Acara ini menciptakan buzz online, menghadirkan meme, serta memperkenalkan karakter-karakter menarik dari para koki. Selain itu, bisnis makanan Korea kembali mendapat perhatian," tulis Bloomberg.
Namyeong-dong sebagai Pusat Kuliner Baru
Kawasan Namyeong-dong mendapat sorotan khusus karena menjadi lokasi usaha empat dari 20 finalis "black spoon." Di seberang Keebo Edamame, terdapat restoran NY Chicken, yang dikelola oleh salah satu finalis. Restoran ini terkenal dengan ayam panggang berbahan bakar kayu ek, dan pada Jumat malam, lebih dari 80 kelompok pengunjung terlihat antre untuk mencicipi hidangannya.
Pemenang utama Culinary Class Wars, Kwon Sung-jun, yang dikenal dengan julukan Napoli Matfia, juga membuka restoran Italia bernama Via Toledo di kawasan ini.
Transformasi Kawasan Legendaris
Namyeong-dong bukanlah pendatang baru dalam dunia kuliner. Pada 1970-an hingga 1980-an, kawasan ini dijuluki Meat Street dan Steak Alley karena popularitas restoran yang menyajikan daging-daging khas Amerika. Salah satunya adalah Dasarang Steak House, yang berdiri sejak 40 tahun lalu.
Baca juga: Cara Membuat Milkshake Cokelat yang Lezat dan Mudah di Rumah
Restoran ini awalnya menggunakan bahan baku seperti daging sapi, sosis, dan bacon yang dipasok dari pangkalan militer AS di dekatnya. Namun, seiring waktu, menu ini disesuaikan dengan cita rasa lokal. Steak khasnya kini disajikan dengan kimchi dan daun bawang pedas, menggantikan pendamping klasik seperti acar atau saus barbeku.
Meski sempat kehilangan daya tarik setelah pangkalan militer pindah ke Pyeongtaek, kawasan ini kembali hidup berkat kehadiran kafe, bar, dan restoran baru. Menurut Hwang Byung-sun, seorang pemilik barbershop berusia 83 tahun, Namyeong-dong mulai ramai lagi setelah banyak anak muda datang beberapa tahun terakhir.
Gentrifikasi dan Tantangan Masa Depan
Namun, popularitas ini membawa dampak lain. Harga sewa yang terus meningkat membuat beberapa pemilik usaha lama terpaksa meninggalkan kawasan ini. Kim Sung-gyu, pemilik restoran Eat-da, mengungkapkan bahwa ia membuka usahanya delapan tahun lalu karena melihat potensi kawasan ini. “Dulu hanya ada dua atau tiga restoran di sini,” katanya. Kini, tempat itu menjadi pusat kuliner yang ramai.
Baca juga: 5 Cemilan Sehat dan Bergizi untuk Ibu Hamil
Sayangnya, Kim khawatir dengan tren gentrifikasi yang membuat banyak pelaku usaha kecil harus angkat kaki. "Lingkungan ini akan terus berkembang, tetapi banyak dari kami mungkin harus pergi," ujarnya, membandingkan situasi ini dengan kawasan populer lain di Seoul seperti Itaewon.
Namyeong-dong kini menjadi simbol kebangkitan kuliner Seoul, menawarkan perpaduan unik antara tradisi dan inovasi. Kawasan ini adalah destinasi sempurna bagi pencinta makanan yang ingin menikmati pengalaman berbeda.
- Penulis :
- Latisha Asharani