Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Skyscraper Museum, Wisata Edukatif Menyusuri Skyline Ikonik New York

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Skyscraper Museum, Wisata Edukatif Menyusuri Skyline Ikonik New York
Foto: Skyscraper Museum (citydays.com)

Pantau - Pertumbuhan gedung pencakar langit dan perkembangan kawasan pusat kota tidak dapat dilepaskan dari aspek ekonomi arsitektur perkotaan. Kota adalah arena persaingan komersial, di mana gedung menjadi bisnis dan ruang adalah komoditas. Prinsip yang membentuk keteraturannya memang kompleks, tetapi tetap dapat dipahami, sehingga memunculkan keindahan tersendiri.

Cinta New York pada Gedung Tinggi

New York memiliki sejarah panjang yang penuh gairah terhadap ketinggian, kemegahan, dan modernitas—semua tercermin dalam kehadiran gedung pencakar langit. Lanskap kota ini adalah karya seni ruang yang terus memukau dunia, hanya mampu disaingi oleh Chicago. Kedua kota ini menjadi simbol pencapaian luar biasa dalam menantang gravitasi dan menguji batas kemampuan manusia.

Mengenal Skyscraper Museum

Museum ini didirikan oleh Carol Willis, profesor sejarah arsitektur di Columbia University, sebagai sarana untuk memamerkan karya dan penelitiannya. Sesuai namanya, Skyscraper Museum berfokus pada kajian gedung-gedung tinggi, desainnya, dan fungsi-fungsinya. Melalui pameran permanen dan temporer, program, serta publikasi, museum ini menampilkan perkembangan skyline New York kepada dunia.

Baca juga: Survivor Tree di New York, Simbol Ketahanan dan Harapan Setelah Tragedi 9/11

Antara tahun 1996 hingga 2004, museum ini tidak memiliki lokasi tetap dan menggelar pameran sementara di empat tempat yang disumbangkan di seluruh New York. Pada akhirnya, museum ini mendapatkan lokasi permanen di Battery Park City. Selain menikmati museum, pengunjung dapat menjelajahi kawasan sekitarnya, termasuk pemandangan Hudson River, 9/11 Memorial, atau atraksi unik bertema kelautan di Battery Park.

Dampak Tragedi 9/11 pada Museum

Sebelum menetap di Battery Park City, salah satu lokasi sementara museum berada dekat dengan World Trade Center. Pasca serangan 11 September 2001, museum ditutup sementara dan dialihfungsikan menjadi pusat informasi darurat. Pada Maret 2004, museum ini kembali dibuka di lokasi permanennya, menjadi museum pertama yang beroperasi di Lower Manhattan setelah tragedi tersebut.

Desain Arsitektural Museum

Arsitek Roger Duffy merancang museum ini dengan ilusi ruang vertikal tak terbatas. Polesan baja tahan karat di lantai dan langit-langit setinggi 10 kaki menciptakan kesan ketinggian yang spektakuler. Dengan desain ini, Skyscraper Museum menjadi penghormatan visual terhadap sejarah arsitektur New York.

Baca juga: Museum of Sex di New York, dari Tragedi Sejarah hingga Pusat Edukasi Seksual

Isi dan Program Museum

Museum ini memiliki dua galeri utama. Galeri pertama mengeksplorasi evolusi arsitektur New York City, sementara galeri kedua berfokus pada pesaing global kota ini. Selain pameran, museum ini rutin mengadakan seminar, diskusi buku, dan ceramah, menjadikannya lebih dari sekadar dokumentasi. Museum ini aktif berkontribusi pada diskusi global mengenai gedung pencakar langit dan arsitektur urban.

Skyscraper Museum bukan hanya sekadar tempat untuk mengapresiasi gedung tinggi, tetapi juga pusat edukasi yang mendalam tentang sejarah, ekonomi, dan seni arsitektur. Dengan lokasinya yang strategis dan desain yang menawan, museum ini menjadi destinasi wajib bagi siapa saja yang ingin memahami bagaimana New York terus menjulang sebagai simbol modernitas.

Penulis :
Latisha Asharani