Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Nasi Uduk, Sajian Gurih Khas Betawi dengan Cita Rasa Kaya Rempah

Oleh Pranayla Mauli Fathiha
SHARE   :

Nasi Uduk, Sajian Gurih Khas Betawi dengan Cita Rasa Kaya Rempah
Foto: Nasi Uduk (dapurkobe.co.id)

Pantau - Nasi uduk adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang populer, terutama sebagai menu sarapan. Hidangan ini memiliki cita rasa gurih yang khas, berpadu dengan berbagai lauk pendamping yang menjadikannya semakin lezat. Tidak hanya dikenal di satu daerah, nasi uduk memiliki berbagai variasi di seluruh Nusantara. Namun, tahukah Anda dari mana asal nasi uduk dan mengapa sering menjadi pilihan utama untuk sarapan? Mari kita telusuri lebih dalam tentang kuliner khas yang satu ini.

Darimana Asalnya Nasi Uduk?

Nasi uduk berasal dari Betawi, Jakarta. Kata "uduk" dalam bahasa Betawi berarti "bercampur," yang mencerminkan cara pembuatannya di mana nasi dimasak dengan santan dan berbagai rempah-rempah. Sejarah mencatat bahwa nasi uduk mendapat pengaruh dari budaya Melayu dan Jawa yang lebih dulu mengenal nasi lemak dan nasi liwet. Namun, masyarakat Betawi berhasil mengembangkan versi mereka sendiri dengan cita rasa yang khas dan bumbu yang lebih kompleks.

Nasi Uduk (food.detik.com)

Hidangan ini pertama kali populer di kawasan Betawi sejak zaman kolonial Belanda. Saat itu, masyarakat memanfaatkan santan sebagai pengganti air untuk memasak nasi, memberikan rasa gurih yang lebih kaya dibandingkan nasi putih biasa. Nasi uduk kemudian menjadi makanan yang banyak dijual oleh pedagang kaki lima, terutama di pagi hari sebagai menu sarapan yang praktis dan mengenyangkan.

Bagaimana Proses Pembuatan Nasi Uduk?

Proses pembuatan nasi uduk tidaklah sulit, tetapi membutuhkan bahan-bahan yang tepat untuk mendapatkan rasa autentik. Beras yang digunakan harus berkualitas baik agar menghasilkan tekstur yang pulen. Santan menjadi bahan utama yang memberikan rasa gurih, sementara tambahan daun pandan, serai, dan daun salam memberikan aroma yang khas.

Langkah pertama dalam membuat nasi uduk adalah mencuci beras hingga bersih. Setelah itu, beras dimasak bersama santan, daun pandan, serai, daun salam, dan sedikit garam agar bumbunya meresap sempurna. Proses memasak bisa dilakukan dengan menggunakan rice cooker atau cara tradisional dengan dandang kukusan. Setelah matang, nasi diaduk agar lebih pulen dan siap disajikan.

Keunikan nasi uduk juga terletak pada lauk pendampingnya. Biasanya, nasi uduk disajikan dengan sambal kacang, ayam goreng, tempe orek, bihun goreng, telur dadar, serta taburan bawang goreng yang menambah cita rasa renyah. Kombinasi ini menghasilkan hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga bergizi.

Nasi Uduk Seringkali Dimakan Saat Sarapan, Mengapa?

Nasi uduk sering dijadikan menu sarapan karena mengandung karbohidrat, protein, dan lemak yang cukup untuk memberikan energi sepanjang hari. Santan yang digunakan dalam nasi uduk memberikan rasa kenyang lebih lama, sementara lauk-pauk seperti telur dan ayam goreng menambah asupan protein yang baik bagi tubuh.

Selain itu, nasi uduk mudah ditemukan di berbagai sudut kota, terutama di Jakarta. Banyak pedagang kaki lima menjual nasi uduk dalam porsi yang pas untuk sarapan, dengan harga yang terjangkau. Hal ini menjadikannya pilihan utama bagi pekerja dan pelajar yang membutuhkan sarapan cepat tetapi tetap lezat dan mengenyangkan.

Selain alasan praktis, ada juga faktor budaya yang membuat nasi uduk menjadi hidangan sarapan favorit. Masyarakat Indonesia terbiasa mengonsumsi makanan berat di pagi hari sebagai persiapan menghadapi aktivitas harian. Oleh karena itu, nasi uduk menjadi alternatif selain nasi kuning atau lontong sayur yang juga sering dijadikan menu sarapan.

Apa yang Membedakan Nasi Uduk di Berbagai Daerah

Meskipun nasi uduk dikenal sebagai makanan khas Betawi, variasinya bisa ditemukan di berbagai daerah dengan sedikit perbedaan dalam cara penyajian dan bahan yang digunakan. Di Jakarta, nasi uduk biasanya disajikan dengan lauk sederhana seperti tempe orek, telur dadar, dan bihun goreng, dengan tambahan sambal kacang sebagai pelengkap.

Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, nasi uduk sering kali memiliki rasa yang lebih manis karena tambahan gula aren atau kelapa parut sangrai yang dicampur dalam nasinya. Variasi ini sering disebut sebagai nasi uduk gaya Jawa.

Sementara itu, di Sumatra, nasi uduk memiliki kemiripan dengan nasi lemak khas Malaysia. Perbedaannya terletak pada penggunaan sambal dan lauk pendampingnya yang lebih pedas serta kaya akan rempah. Beberapa daerah bahkan menambahkan ikan teri goreng atau rendang sebagai lauk utama.

Nasi Lemak Malaysia (masakapahariini.com)

Di Sulawesi, nasi uduk juga dikenal dengan nama yang berbeda dan memiliki rasa yang lebih gurih karena penggunaan rempah yang lebih berani. Beberapa varian bahkan menggunakan campuran kelapa sangrai untuk memberikan tekstur dan aroma yang lebih khas.

Nasi uduk bukan sekadar makanan sehari-hari, tetapi juga bagian dari kekayaan kuliner Nusantara yang memiliki sejarah panjang dan berbagai variasi unik di setiap daerah. Rasanya yang gurih, cara penyajian yang fleksibel, serta kemudahan dalam membuatnya menjadikan nasi uduk sebagai salah satu menu favorit masyarakat Indonesia, terutama untuk sarapan.

Dengan kombinasi nasi gurih yang harum dan lauk-pauk yang menggugah selera, nasi uduk terus menjadi pilihan utama bagi banyak orang. Baik di Jakarta, Jawa, Sumatra, maupun daerah lainnya, nasi uduk selalu hadir dengan ciri khas masing-masing, membuktikan bahwa hidangan ini memang layak menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia yang patut dilestarikan.

Penulis :
Pranayla Mauli Fathiha