billboard mobile
HOME  ⁄  Geopolitik

Ratusan Warga Tewas Pascahujan Deras Picu Banjir-Longsor di Afrika Timur

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Ratusan Warga Tewas Pascahujan Deras Picu Banjir-Longsor di Afrika Timur
Foto: Hujan deras picu banjir-longsor di Afrika Timur. (Getty Images)

Pantau - Ratusan warga di Tanzania tewas pascahujan deras yang terkait El Nino hingga memicu banjir dan tanah longsor. Sementara itu, ratusan ribu warga lainnya terdampak banjir dan tanah longsor di negara tersebut.

Tanzania dan beberapa negara tetangganya di Afrika Timur diguyur hujan deras lebih dari biasanya sepanjang musim hujan saat ini. Bahkan, puluhan warga di Kenya juga dilaporkan tewas.

Perdana Menteri (PM) Tanzania, Kassim Majaliwa mengungkapkan, setidaknya 51 ribu rumah tangga dan 200 ribu warga terdampak hujan, dengan korban tewas mencapai 155 orang dan 236 orang terluka.

El Nino merupakan pola iklim alami yang biasanya terkait peningkatan suhu panas di seluruh dunia, kekeringan di sejumlah bagian dunia, serta hujan deras di wilayah lain, hingga berdampak buruk di Afrika Timur.

Sedangkan di Burundi, 96 ribu warga terpaksa mengungsi imbas hujan tanpa henti selama berbulan-bulan.

Tak hanya itu, ada 45 korban tewas di Kenya sejak awal musim hujan pada Maret 2024, termasuk 13 korban nyawanya direnggut gegara banjir bandang di ibu kota Nairobi pekan ini.

"Pemerintah...akan melakukan apa pun yang diperlukan, menggunakan semua sumber daya yang diperlukan dalam bentuk uang dan personel untuk memastikan tidak ada korban jiwa dan masyarakat Kenya terlindungi dari bencana ini," kata Wakil Presiden, Rigathi Gachagua.

Badan tanggap kemanusiaan PBB, OCHA mengungkapkan, dalam pekan ini di Somalia, hujan Gu (April hingga Juni 2024) semakin intens dengan banjir bandang dilaporkan sejak 19 April 2024.

Setidaknya, 4 orang dilaporkan tewas dan 134 keluarga atau lebih dari 800 orang terkena dampak atau mengungsi di seluruh negeri.

Akhir tahun lalu, lebih dari 300 orang tewas akibat hujan lebat dan banjir di Kenya, Somalia dan Ethiopia, ketika wilayah tersebut sedang berusaha pulih dari kekeringan terburuk dalam empat dekade yang menyebabkan jutaan orang kelaparan.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB mengatakan pada bulan Maret bahwa El Nino, yang mencapai puncaknya pada bulan Desember, adalah salah satu dari lima El Nino terkuat yang pernah tercatat.

Meskipun pola cuaca saat ini secara bertahap melemah, dampaknya akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang dengan meningkatkan panas yang terperangkap di atmosfer melalui gas rumah kaca.

Oleh karena itu, "suhu di atas normal diperkirakan terjadi di hampir seluruh wilayah daratan antara bulan Maret dan Mei", kata WMO dalam laporan triwulanan.

Penulis :
Khalied Malvino