
Pantau - Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, menegaskan penolakan terhadap standar ganda dalam menangani konflik di Ukraina, Timur Tengah, dan di seluruh dunia lainnya dalam sebuah pertemuan puncak yang diadakan di Swiss.
"Hukum internasional harus selalu dilindungi dan tanpa ambiguitas, baik di Ukraina, Timur Tengah, maupun di manapun di dunia. Ini adalah tanggung jawab global kita," ujar Michel, mengutip dari Sputnik, Sabtu (15/6/2024).
Sementara itu, Perdana Menteri Timor-Leste, Xanana Gusmao, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, mengkritik penerapan hukum internasional secara selektif.
"Hukum internasional saat ini sering diterapkan secara selektif ketika beberapa negara menentang pendudukan di satu negara, namun tidak di negara lain," ujar Presiden Xanana.
Ia juga menyerukan perlakuan yang setara terhadap semua konflik di belahan dunia mana pun, meski berlokasi jauh dari negara yang dipimpinnya.
"Saat ini, sekitar 65 perang masih terjadi di seluruh dunia. Sekalipun perang tersebut tampaknya jauh dari negara kita, kita tidak boleh melupakannya," tambahnya.
Konferensi tingkat tinggi mengenai Ukraina yang diadakan di resor Buergenstock di luar Lucerne pada 15-16 Juni menjadi tuan rumah bagi sekitar 90 negara dan organisasi yang telah mengkonfirmasi partisipasinya, menurut pihak Swiss.
Meskipun diundang, Rusia tidak menghadiri konferensi tersebut. Vladimir Khokhlov, juru bicara Kedutaan Besar Rusia di Bern, sebelumnya menyatakan bahwa Rusia tidak akan menghadiri konferensi tersebut meskipun menerima undangan.
- Penulis :
- Aditya Andreas