billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

UNICEF: Anak-anak Gaza Hadapi Krisis Kemanusiaan Serius akibat Blokade Bantuan

Oleh Gian Barani
SHARE   :

UNICEF: Anak-anak Gaza Hadapi Krisis Kemanusiaan Serius akibat Blokade Bantuan
Foto: UNICEF desak penghentian blokade Gaza, ribuan anak terancam kelaparan dan penyakit(Sumber: ANTARA/Anadolu/py)

Pantau - Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi anak-anak di Jalur Gaza yang semakin memburuk akibat blokade bantuan kemanusiaan oleh Israel.

“Selama dua bulan terakhir, anak-anak di Jalur Gaza menghadapi gempuran tanpa henti, dan kehilangan akses terhadap kebutuhan pokok, layanan dasar, dan perawatan yang menyelamatkan nyawa,” ujarnya.

Russell menegaskan bahwa setiap hari blokade berlangsung, anak-anak semakin terancam kelaparan, penyakit, dan kematian, dan tidak ada yang bisa membenarkan situasi tersebut.

Krisis Air, Gizi, dan Penyakit Mengancam Anak-Anak di Bawah Lima Tahun

UNICEF melaporkan bahwa lahan pertanian rusak, akses ke laut terbatas, serta stok makanan dan air bersih semakin menipis.

“Toko roti tutup, produksi air menurun, dan rak-rak pasar nyaris kosong. Bantuan kemanusiaan selama ini menjadi satu-satunya harapan hidup bagi anak-anak, dan kini stoknya hampir habis,” kata Russell.

Lebih dari 75 persen rumah tangga di Gaza kini kesulitan mendapatkan air bersih.

Anak-anak dan keluarga tidak memiliki cukup air untuk minum, mencuci tangan, mandi, memasak, atau membersihkan rumah.

Penyakit pun menyebar dengan cepat, terutama diare akut berair yang kini menyumbang satu dari empat kasus penyakit yang tercatat—kebanyakan diderita anak-anak di bawah lima tahun.

“Sejak awal tahun, lebih dari 9.000 anak telah dirawat karena malnutrisi akut,” tambahnya.

UNICEF Serukan Akses Bantuan dan Perlindungan Anak

Russell mendesak agar blokade dihentikan, barang-barang komersial diizinkan masuk, dan akses kemanusiaan segera dipulihkan.

“Kami kembali menyerukan agar blokade bantuan dihentikan, agar barang-barang komersial diizinkan masuk ke Gaza, agar para sandera dibebaskan, dan agar semua anak mendapat perlindungan,” tegasnya.

Israel telah menutup semua perlintasan ke Gaza sejak 2 Maret 2025, meskipun laporan kelaparan ekstrem terus muncul.

Pada 18 Maret, Israel kembali menggempur Gaza dan membatalkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang sebelumnya dicapai pada 19 Januari.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 52.000 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Gaza.

Penulis :
Gian Barani
Editor :
Ricky Setiawan