billboard mobile
HOME  ⁄  Geopolitik

Situasi Kesehatan Gaza Kritis akibat Blokade, Ribuan Anak Tunggu Operasi dan Bantuan Kemanusiaan Terhalang

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Situasi Kesehatan Gaza Kritis akibat Blokade, Ribuan Anak Tunggu Operasi dan Bantuan Kemanusiaan Terhalang
Foto: Blokade Israel picu krisis kesehatan dan kelaparan di Gaza, lebih dari 4.000 anak tunggu operasi darurat, stok obat dan bantuan makin menipis.(Sumber: ANTARA/Xinhua.)

Pantau - Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa situasi kesehatan dan kemanusiaan di Jalur Gaza akan semakin memburuk jika Israel terus mempertahankan blokade terhadap wilayah tersebut.

Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa 64 persen pasokan medis telah habis, sementara 43 persen stok obat-obatan penting kini kosong, meningkat 6 persen dari bulan sebelumnya.

Unit-unit kritis seperti gawat darurat, ruang operasi, dan ICU beroperasi dengan persediaan terbatas, bahkan ketika jumlah pasien kritis terus meningkat setiap harinya.

Ribuan Anak Tunggu Operasi Darurat, Rumah Sakit Siap Hentikan Layanan

Bassam Zaqout, seorang pejabat medis di Gaza selatan, mengungkapkan bahwa lebih dari 4.000 anak menunggu operasi darurat, termasuk amputasi, di tengah kekurangan alat bantu seperti kaki dan tangan palsu.

Anak-anak mulai menunjukkan gejala kelaparan akut seperti penurunan imunitas, penyakit usus, dan dehidrasi parah.

Abdel Salam Sabah dari Rumah Sakit Mata Gaza menyatakan bahwa layanan operasi, terutama untuk penyakit retina, diabetik, dan pendarahan internal, hampir lumpuh karena kekurangan alat dan bahan.

Jika tidak ada bantuan dari otoritas atau organisasi internasional, rumah sakit tersebut akan menghentikan seluruh layanan operasi dalam waktu dekat.

Bantuan Terhenti, Bencana Kemanusiaan Semakin Dekat

UNRWA memperingatkan bahwa bahaya permanen bagi nyawa warga Gaza semakin besar jika blokade terus berlanjut.

Ribuan truk bantuan kemanusiaan dari UNRWA masih tertahan di perbatasan dan belum dapat masuk sejak Israel menghentikan pasokan pada 2 Maret, usai berakhirnya gencatan senjata tahap pertama dengan Hamas pada Januari lalu.

Sejak Israel kembali melancarkan serangan pada 18 Maret, tercatat 2.720 warga Palestina tewas dan 7.513 lainnya terluka, menurut data otoritas kesehatan Gaza.

PBB telah berulang kali mengingatkan tentang potensi terjadinya bencana kemanusiaan, khususnya karena meningkatnya tanda-tanda kelaparan akut di kalangan anak-anak.

Organisasi bantuan pangan asal AS, World Central Kitchen, menghentikan operasinya pada 7 Mei setelah kehabisan stok bantuan, yang menyebabkan penutupan massal dapur umum di Gaza.

Amjad Shawa dari Jaringan LSM Palestina memperingatkan bahwa penutupan dapur umum akan memperburuk kelaparan dan berdampak parah pada anak-anak, perempuan, lansia, dan orang sakit yang sangat bergantung pada bantuan harian.

Penulis :
Gian Barani