billboard mobile
HOME  ⁄  Geopolitik

Saham AS Melemah Usai Trump Tuding China Langgar Perjanjian Dagang, Pasar Kembali Diliputi Ketidakpastian

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Saham AS Melemah Usai Trump Tuding China Langgar Perjanjian Dagang, Pasar Kembali Diliputi Ketidakpastian
Foto: Ketegangan dagang AS–China memicu pelemahan indeks saham, Trump tuduh Beijing langgar kesepakatan yang baru diteken.(Sumber: ANTARA/Xinhua/Michael Nagle/aa.)

Pantau - Bursa saham Amerika Serikat ditutup sebagian besar melemah pada akhir pekan lalu setelah Presiden AS Donald Trump menuduh China melanggar perjanjian dagang awal yang diumumkan awal bulan ini.

Pernyataan mengejutkan tersebut memicu kembali ketidakpastian dalam perdagangan global, hanya berselang beberapa waktu setelah tercapai kelegaan melalui kesepakatan dagang di Jenewa.

Pasar Berfluktuasi, Nasdaq Tergelincir

Indeks S&P 500 mencatat penurunan tipis sebesar 0,01 persen atau 0,48 poin menjadi 5.911,69.

Indeks Nasdaq mengalami koreksi lebih tajam dengan penurunan 0,32 persen dan ditutup di level 19.113,77.

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average justru menguat 0,13 persen dan berakhir di 42.270,07 poin.

Pergerakan pasar yang bervariasi ini dipicu oleh perubahan nada dari Trump terkait kesepakatan dagang dengan China.

Trump menyatakan bahwa tarif yang diberlakukannya telah menyebabkan krisis ekonomi di China, penutupan pabrik, dan kerusuhan sipil.

Ia mengklaim membuat kesepakatan dagang cepat untuk menyelamatkan China, namun menyebut Beijing telah melanggar perjanjian.

"Semua orang senang! Itu kabar baiknya!!! Kabar buruknya adalah bahwa China, mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian orang, TELAH SEPENUHNYA MELANGGAR KESEPAKATAN DENGAN KITA".

China Balas Sindir AS Soal Ekspor Chip

Menanggapi tuduhan tersebut, China mengangkat kembali isu pembatasan ekspor semikonduktor oleh AS dan mendesak Washington untuk memperbaiki kebijakan yang dianggap diskriminatif.

Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, menyatakan bahwa Beijing telah menyampaikan keprihatinannya terhadap penyalahgunaan langkah pengendalian ekspor oleh AS.

Liu mendesak agar pemerintah AS menghentikan pembatasan sepihak dan menghormati hasil pembicaraan tingkat tinggi di Jenewa.

Sementara itu, Trump menyatakan akan berbicara langsung dengan Presiden China Xi Jinping untuk mencoba menyelesaikan ketegangan terbaru ini.

Sentimen Konsumen dan Inflasi AS

Di tengah ketegangan dagang tersebut, data domestik menunjukkan Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan untuk Mei tetap berada di angka 52,2, tidak berubah dari bulan sebelumnya.

Estimasi awal untuk bulan tersebut sempat direvisi naik dari 50,8 menjadi 52,2.

Ekspektasi inflasi jangka pendek naik tipis dari 6,5 persen menjadi 6,6 persen, sementara ekspektasi inflasi jangka panjang justru turun dari 4,4 persen menjadi 4,2 persen—penurunan pertama sejak Desember.

Penulis :
Balian Godfrey