
Pantau - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyerukan pentingnya konektivitas strategis dan sistem perdagangan terbuka dalam pidatonya di forum Dialog Shangri-La ke-22 yang berlangsung di Singapura, Sabtu, 31 Mei 2025.
Dalam forum pertahanan bergengsi kawasan Asia-Pasifik tersebut, Anwar menegaskan bahwa ASEAN tetap berkomitmen terhadap perdagangan yang terbuka dan adil di tengah meningkatnya risiko fragmentasi global.
Ia memperingatkan bahwa ketegangan ekonomi dan tindakan unilateral berpotensi mengganggu stabilitas regional, sehingga dibutuhkan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Anwar menekankan bahwa menjaga otonomi ASEAN tidak berarti menolak keterlibatan pihak luar, melainkan memperkuat ketahanan dan posisi internal kawasan.
ASEAN Diingatkan untuk Tetap Konsisten Lawan Fragmentasi Ekonomi Global
Anwar mengacu pada pernyataan para pemimpin ASEAN dalam KTT sebelumnya di Kuala Lumpur yang menyuarakan kekhawatiran terhadap ketidakpastian ekonomi global.
Dalam pernyataan tersebut, para pemimpin ASEAN memperingatkan tentang bahaya tarif balasan serta meningkatnya fragmentasi sistem perdagangan internasional.
Ia kembali menegaskan bahwa ASEAN harus memegang teguh sistem perdagangan yang terbuka, dapat diprediksi, dan berbasis aturan.
Menurut Anwar, pasar terbuka menciptakan keterbukaan timbal balik yang dapat mendorong kehati-hatian, bukan konfrontasi antarnegara.
Keterbukaan ekonomi, lanjutnya, menjadi sumber keseimbangan yang mampu mengatasi tantangan dalam negeri seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan kesenjangan digital.
Dialog Shangri-La ke-22 berlangsung dari Jumat, 30 Mei hingga Minggu, 1 Juni 2025 di Singapura.
Menurut Kementerian Pertahanan Singapura, forum ini dihadiri oleh perwakilan dari 47 negara, termasuk 40 delegasi tingkat menteri, 20 delegasi panglima angkatan bersenjata, lebih dari 20 pejabat senior pertahanan, serta akademisi terkemuka dari berbagai belahan dunia.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Balian Godfrey










