billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

OECD Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat Hingga 2026

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

OECD Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat Hingga 2026
Foto: Xinhua

Pantau - Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat dari 3,3 persen pada 2024 menjadi 2,9 persen pada 2025 dan 2026, menurut proyeksi terbaru dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

OECD merevisi turun proyeksi tersebut dengan asumsi teknis bahwa kebijakan tarif yang berlaku hingga pertengahan Mei akan tetap diberlakukan, meskipun sengketa hukum atas kebijakan itu masih berlangsung.

Lembaga ini memperingatkan bahwa peningkatan hambatan perdagangan, pengetatan kondisi keuangan, turunnya kepercayaan pelaku usaha dan konsumen, serta ketidakpastian kebijakan yang meningkat bisa menghambat laju pertumbuhan global.

Pertumbuhan Negara-Negara Maju Diprediksi Melemah

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diproyeksikan turun signifikan menjadi 1,6 persen pada 2025 dan 1,5 persen pada 2026.

OECD mencatat bahwa indikator soft data seperti survei sentimen dan ekspektasi inflasi menunjukkan penurunan signifikan dalam proyeksi pertumbuhan PDB riil AS.

Untuk kawasan euro, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap pada level 1 persen pada 2025 dan naik sedikit menjadi 1,2 persen pada 2026, sejalan dengan proyeksi sebelumnya.

Proyeksi pertumbuhan kawasan euro ditopang oleh perbaikan kondisi keuangan dan turunnya harga energi.

Ekonomi Jerman diperkirakan hanya tumbuh 0,4 persen pada 2025 sebelum meningkat menjadi 1,2 persen pada 2026.

Kepala Ekonom OECD, Alvaro Pereira, menyatakan bahwa proteksionisme bisa memperbesar tekanan inflasi dan bahwa ekspektasi inflasi telah meningkat secara signifikan di sejumlah negara.

"Pemulihannya akan didorong oleh permintaan domestik"

OECD juga menambahkan bahwa konsumsi swasta diperkirakan meningkat karena inflasi yang rendah, kenaikan upah nominal, dan turunnya ketidakpastian kebijakan domestik.

Inflasi Menurun, Tapi Tantangan Tetap Ada

Pertumbuhan PDB Prancis diprediksi melambat menjadi 0,6 persen pada 2025 karena tingginya ketidakpastian kebijakan ekonomi.

Namun, pada 2026, ekonomi Prancis diperkirakan mulai pulih secara bertahap dengan pertumbuhan sebesar 0,9 persen.

OECD menilai bahwa konsumsi swasta akan menjadi penggerak utama pertumbuhan Prancis tahun depan, seiring ekspor terganggu oleh ketegangan perdagangan dan investasi melambat akibat ketidakpastian.

Pemulihan lebih lanjut pada 2026 akan ditopang oleh peningkatan investasi dan konsumsi yang stabil.

Inflasi utama di negara-negara G20 diperkirakan menurun dari 6,2 persen pada 2024 menjadi 3,6 persen pada 2025, dan 3,2 persen pada 2026.

"Inflasi di negara-negara G20 diperkirakan akan menurun secara bertahap hingga 2026, dengan dampak inflasi akibat hambatan perdagangan yang lebih tinggi diimbangi oleh penurunan harga minyak"

Namun, inflasi tahunan di Amerika Serikat diprediksi melonjak hingga 3,9 persen pada akhir 2025, disebabkan oleh dampak tarif baru yang dibebankan kepada konsumen.

Sementara itu, inflasi utama di kawasan euro diperkirakan terus menurun seiring membaiknya kondisi harga energi.

Pereira menyerukan kerja sama antar pemerintah untuk mengatasi ketidakpastian kebijakan dan mendorong reformasi agar pertumbuhan dan lapangan kerja dapat meningkat.

"Perjanjian perdagangan untuk mengatasi ketegangan yang ada dan mengurangi atau menghilangkan hambatan harus disertai dengan lebih banyak upaya guna meningkatkan kerja sama multilateral"

Pereira juga menyarankan agar pemerintah menangani tantangan domestik melalui dorongan terhadap bisnis, investasi publik, serta pelaksanaan reformasi struktural guna meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Penulis :
Leon Weldrick