billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Menlu Sugiono Serukan East Asia Summit Jadi Kompas Moral Hadapi Krisis Global

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menlu Sugiono Serukan East Asia Summit Jadi Kompas Moral Hadapi Krisis Global
Foto: Menlu Sugiono Serukan East Asia Summit Jadi Kompas Moral Hadapi Krisis Global(Sumber: ANTARA/HO-Kementerian Luar Negeri)

Pantau - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyerukan agar East Asia Summit (EAS) memainkan peran lebih aktif sebagai suara moral kawasan dalam merespons krisis global yang semakin kompleks dan terpolarisasi.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Pertemuan Tingkat Menteri EAS ke-15 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.

Bela Nilai Universal, Soroti Tragedi di Palestina

Dalam forum tersebut, Menlu Sugiono menekankan bahwa kekuatan EAS tidak hanya sebagai forum strategis antar pemimpin kawasan dan negara mitra, tetapi juga sebagai kompas etik yang harus berani menyuarakan kemanusiaan dan keadilan global.

“Ketika dunia semakin terpolarisasi dan konflik terbuka dinormalisasi, EAS harus berdiri sebagai suara moral kawasan, demi kemanusiaan dan keadilan global,” ujarnya.

Sugiono secara khusus menyoroti tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina, termasuk serangan Israel yang menewaskan Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Marwan Al Sultan, beserta keluarganya.

“Tidak ada justifikasi, tidak ada sama sekali, untuk menargetkan tenaga medis dan fasilitas kemanusiaan. Ini bukan soal keberpihakan, ini soal keberanian untuk membela nilai-nilai universal,” tegasnya.

Indonesia, kata Sugiono, tetap konsisten mendorong penyelesaian damai berdasarkan Solusi Dua Negara dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip universal seperti kemanusiaan dan keadilan.

Tegaskan Prinsip Tatanan Kawasan dan Perkuat AOIP

Menlu Sugiono juga menggarisbawahi pentingnya menjunjung Piagam PBB, UNCLOS 1982, serta prinsip-prinsip kawasan seperti Treaty of Amity and Cooperation (TAC), Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN), dan Prinsip Bali sebagai fondasi tatanan regional yang adil dan damai.

Ia menegaskan bahwa EAS harus mendorong kerja sama konkret di berbagai bidang, termasuk keamanan maritim, transisi energi, dan integrasi ekonomi yang sejalan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

Menyambut dua dekade berdirinya EAS, Sugiono menyatakan bahwa momen tersebut bukan sekadar refleksi, tetapi juga ajakan memperkuat kembali komitmen moral dan strategis kawasan.

“Kepemimpinan moral adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan harapan dunia terhadap perdamaian dan keadilan,” pungkasnya.

Penulis :
Aditya Yohan