billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

China Kembangkan Teknologi Katalisis e-DRM, Mampu Serap Gas Rumah Kaca Lebih Banyak dari yang Dihasilkan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

China Kembangkan Teknologi Katalisis e-DRM, Mampu Serap Gas Rumah Kaca Lebih Banyak dari yang Dihasilkan
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Lingkungan hidup yang berkelanjutan dalam genggaman tangan. rawpixel.com / PLOYPLOY/rawpixel.com)

Pantau - Tim peneliti dari China berhasil mengembangkan teknologi katalisis elektrik inovatif yang mampu menyerap lebih banyak gas rumah kaca daripada yang dihasilkan, sehingga menciptakan sistem dengan emisi net-negatif, sebuah terobosan penting dalam penanganan perubahan iklim.

Teknologi e-DRM Berbasis Energi Terbarukan

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada Sabtu (12/7/2025) ini difokuskan pada pengurangan dua gas rumah kaca utama: karbon dioksida (CO₂) dan metana (CH₄), yang diketahui sebagai penyumbang signifikan terhadap perubahan iklim global.

Metode konvensional penghilangan gas rumah kaca umumnya menggunakan proses dry reforming of methane (DRM), yang membutuhkan suhu sangat tinggi di atas 800 derajat Celsius dan biasanya bergantung pada energi dari bahan bakar fosil.

Namun, proses DRM tradisional justru kerap menghasilkan emisi CO₂ yang lebih besar dibandingkan yang berhasil dikonversi, sehingga dinilai tidak efisien secara iklim.

Sebagai solusinya, peneliti dari Ningbo Institute of Materials Technology and Engineering (NIMTE) yang berada di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, bekerja sama dengan Universitas Jinan, mengembangkan metode baru yang disebut electric DRM (e-DRM).

Teknologi ini memanfaatkan listrik dari sumber energi terbarukan seperti angin, matahari, air, atau nuklir untuk mengkonversi karbon dioksida dan metana menjadi syngas — gas sintetis berupa hidrogen (H₂) dan karbon monoksida (CO).

Efisiensi Tinggi dan Potensi Skala Industri

Proses e-DRM memiliki efisiensi energi hingga 80 persen, dan telah terbukti stabil selama lebih dari 120 jam dalam uji laboratorium.

Dengan memanfaatkan energi terbarukan, proses ini tidak hanya bebas emisi, tapi juga menyerap karbon dioksida lebih banyak dari jumlah emisi yang mungkin terjadi selama operasional pembangkitan energinya, sehingga menghasilkan emisi bersih negatif.

"Konversi termodinamika tercapai dalam proses ini, dan membuka peluang besar untuk dikembangkan ke skala industri," ungkap tim peneliti.

Temuan ini menjadi salah satu langkah signifikan dalam transisi DRM dari penelitian laboratorium menuju penerapan industri yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti