
Pantau - Bank Sentral Yaman yang diakui secara internasional secara resmi menolak koin baru pecahan 50 riyal yang dicetak oleh kelompok Houthi, dan menyebut langkah tersebut sebagai tindakan merusak yang dapat mengancam stabilitas sistem moneter negara yang sudah rapuh.
Penolakan ini diumumkan pada Minggu, 13 Juli 2025 oleh Bank Sentral yang berbasis di Aden, Yaman selatan.
Dalam pernyataan resminya, otoritas moneter tersebut menegaskan bahwa penerbitan koin oleh Houthi adalah eskalasi berbahaya yang dilakukan oleh entitas ilegal.
"Bank Sentral menolak aksi yang tidak masuk akal dan merusak oleh sebuah entitas ilegal," demikian pernyataan Bank Sentral Aden.
Pihaknya juga menegaskan bahwa kelompok Houthi harus bertanggung jawab atas semua dampak ekonomi dan politik yang mungkin timbul dari keputusan tersebut.
Ketegangan Mata Uang di Tengah Perang Saudara Yaman
Sementara itu, kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman termasuk ibu kota Sanaa, mengumumkan bahwa koin pecahan 50 riyal tersebut mulai diedarkan pada hari yang sama.
Menurut pernyataan Houthi, penerbitan koin ini bertujuan untuk menggantikan uang kertas yang sudah rusak dan memperbaiki kualitas mata uang nasional.
Namun, Bank Sentral Aden menyebut institusi keuangan yang dikuasai Houthi di Sanaa sebagai lembaga tidak sah.
Selain itu, Houthi juga diketahui telah melarang penggunaan uang kertas yang dicetak oleh pemerintah Yaman yang diakui secara internasional di wilayah kekuasaan mereka.
Langkah-langkah ini menambah kompleksitas sistem ekonomi Yaman yang telah terguncang akibat perang saudara sejak akhir 2014.
Konflik berkepanjangan antara pemerintah yang didukung internasional dan kelompok Houthi telah menciptakan struktur otoritas keuangan yang terpecah di dalam negeri.
Saat ini, pemerintah resmi Yaman beroperasi dari kota pelabuhan Aden di selatan negara tersebut.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti











