
Pantau - Israel menegaskan tidak memiliki niat untuk menguasai Jalur Gaza dalam jangka panjang, dan menyatakan semua kekhawatiran terhadap wilayah tersebut semata-mata didasari isu keamanan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, dalam wawancara eksklusif dengan Euronews saat berkunjung ke Brussels pada Senin, 14 Juli 2025.
"Kami tidak memiliki niat untuk melakukan itu," ungkapnya, merujuk pada kemungkinan penguasaan permanen atas Jalur Gaza.
Ia menambahkan, "Terkait Jalur Gaza, kami hanya memiliki kekhawatiran terkait aspek keamanan," ujarnya lebih lanjut.
Hamas Tidak Masuk dalam Masa Depan Gaza
Dalam pernyataannya, Sa’ar kembali menegaskan bahwa Hamas tidak dapat menjadi bagian dari masa depan Jalur Gaza.
Menurutnya, satu-satunya cara agar situasi dapat diselesaikan secara politik adalah jika Hamas meletakkan senjata dan melakukan demiliterisasi.
"Jika Hamas siap untuk meletakkan senjatanya, jika mereka siap untuk melakukan demiliterisasi Jalur Gaza, maka kami dapat melakukannya melalui jalur politik," tegasnya.
Sebelumnya, pada pekan lalu, pihak Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan sepuluh sandera sebagai bagian dari negosiasi gencatan senjata yang tengah berlangsung.
Peluang Kesepakatan Gencatan Senjata
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam kunjungan resminya ke Washington, menyebut adanya peluang besar untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas.
Netanyahu menyatakan bahwa kesepakatan tersebut mencakup potensi pemulangan seluruh sandera Israel yang saat ini masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
- Penulis :
- Aditya Yohan







