billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Trump Setujui Penjualan 3.350 Rudal ERAM ke Ukraina, Rusia Peringatkan Konsekuensi Militer

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Trump Setujui Penjualan 3.350 Rudal ERAM ke Ukraina, Rusia Peringatkan Konsekuensi Militer
Foto: (Sumber: Arsip - Departemen Luar Negeri AS pada Juli 2025 menyetujui kemungkinan penjualan Sistem Rudal HAWK Fase III ke Ukraina. (Anadolu/as))

Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyetujui penjualan 3.350 rudal serang jarak jauh atau Extended Range Active Missiles (ERAM) ke Ukraina dalam paket senjata senilai 850 juta dolar AS atau sekitar Rp13,79 triliun.

Informasi ini dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ) dengan mengutip dua pejabat pemerintah AS.

Pengiriman Dimulai Enam Pekan Mendatang

Pengiriman rudal tersebut direncanakan akan dilakukan dalam enam pekan ke depan.

Rudal ERAM memiliki jangkauan antara 241 hingga 450 kilometer, dan penggunaannya tetap memerlukan persetujuan dari Departemen Pertahanan AS (Pentagon).

Paket penjualan ini juga mencakup sejumlah peralatan lain, di mana sebagian besar pendanaannya ditanggung oleh negara-negara sekutu Ukraina di Eropa.

Meski belum ada rencana penambahan pasokan rudal serupa dalam waktu dekat, negara-negara Eropa yang telah membeli sistem pertahanan udara dan Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) dari Amerika Serikat diyakini dapat memperkuat kemampuan militer Ukraina, terutama dengan GMLRS yang memiliki jangkauan 145 kilometer.

Persetujuan tersebut diberikan setelah Trump melakukan pertemuan terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Washington.

Rusia Kecam Pengiriman Senjata, Sebut NATO Terlibat Langsung

Pemerintah Rusia mengecam langkah ini dan menyatakan bahwa pengiriman senjata dari Barat ke Ukraina menjadi penghambat utama penyelesaian konflik.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan bahwa setiap kargo yang berisi senjata ke Ukraina akan dianggap sebagai target sah bagi militer Rusia.

Rusia juga menyebut bahwa dukungan senjata dari negara-negara anggota NATO secara langsung telah menyeret aliansi itu ke dalam konflik bersenjata dengan Ukraina.

Pemerintah Rusia memperingatkan bahwa langkah semacam ini justru akan memperkeruh situasi dan menghambat proses negosiasi damai yang tengah diupayakan.

Penulis :
Ahmad Yusuf