
Pantau - Tang Fulong, salah satu penyintas Pembantaian Nanjing tahun 1937, meninggal dunia pada usia 90 tahun pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Kabar wafatnya Tang disampaikan oleh Balai Peringatan Korban Pembantaian Nanjing oleh Tentara Jepang.
Dengan kepergian Tang, jumlah penyintas yang tercatat masih hidup kini tinggal 24 orang, menurut pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Kisah Tragis dan Peringatan Sejarah yang Terus Dikenang
Pembantaian Nanjing terjadi setelah pasukan Jepang merebut ibu kota China saat itu, Nanjing, pada 13 Desember 1937.
Selama enam minggu setelah invasi, sekitar 300.000 warga sipil dan tentara China yang tidak bersenjata dibantai secara brutal oleh pasukan Jepang.
Tang Fulong kehilangan ayah, sepupu, dan tiga pamannya dalam tragedi tersebut. Hanya satu dari pamannya yang berhasil selamat, sementara yang lain ditembak mati.
Sejak awal tahun 2025, total delapan penyintas Pembantaian Nanjing, termasuk Tang, telah meninggal dunia.
Pemerintah China menetapkan 13 Desember sebagai hari peringatan nasional untuk mengenang para korban, kebijakan yang berlaku sejak tahun 2014.
Sebagai bentuk pelestarian memori sejarah, pemerintah juga menyimpan kesaksian para penyintas dalam bentuk transkrip tertulis dan dokumentasi video.
Pada tahun 2015, dokumen tentang Pembantaian Nanjing resmi dimasukkan ke dalam Daftar Memori Dunia (Memory of the World Register) oleh UNESCO.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf