
Pantau - Israel menunda pembukaan kembali pintu perlintasan Rafah ke Jalur Gaza pada Selasa, 14 Oktober 2025, di tengah ketegangan yang meningkat meski gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berlangsung.
Penundaan ini berdampak pada pengiriman bantuan kemanusiaan yang seharusnya masuk dari Mesir ke Gaza melalui Rafah, jalur utama yang telah dijadwalkan dibuka kembali pada hari itu.
Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa perlintasan Rafah akan tetap ditutup hingga Hamas mengembalikan semua jasad sandera Israel yang telah tewas.
"Pengiriman bantuan akan secara drastis dibatasi sampai Hamas mengembalikan semua jasad para sandera," ungkapnya, seraya menyebut langkah ini sebagai "sanksi terhadap Hamas" karena baru empat jasad yang dikembalikan pada Senin, 13 Oktober.
Menurut pejabat itu, masih terdapat 24 jasad yang belum dikembalikan dan diyakini masih berada di wilayah Gaza.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Israel atau otoritas keamanannya terkait pembatasan tersebut.
Upaya Identifikasi Jasad dan Peran Tim Mesir
Al Araby TV melaporkan bahwa tim dari Mesir telah berada di Jalur Gaza untuk membantu menemukan dan memulihkan jasad para sandera.
Dalam laporan yang sama disebutkan bahwa tim teknis Israel sedang melakukan konsultasi dengan pejabat Mesir guna mengoordinasikan proses pemulihan tersebut.
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menjelaskan bahwa tantangan teknis dan logistik akibat kehancuran besar menjadi hambatan serius dalam proses pencarian jasad.
"Terdapat tantangan teknis dan logistik akibat kehancuran besar-besaran," ia mengungkapkan kepada Xinhua.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga menyatakan bahwa kemungkinan besar beberapa jasad tidak dapat ditemukan karena kondisi di lapangan yang sangat rusak.
Menurut perjanjian gencatan senjata, Hamas diwajibkan mengembalikan 28 jasad sandera pada Senin.
Namun, Hamas menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menemukan lokasi terkuburnya seluruh jasad tersebut.
Pengembalian jasad ini dilakukan setelah pemindahan 20 sandera terakhir yang masih hidup dari Gaza ke Israel.
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, sekitar 2.000 tawanan dan tahanan Palestina dibebaskan oleh Israel.
Meski telah memasuki hari kelima, gencatan senjata ini diwarnai saling tuduh pelanggaran dari kedua belah pihak.
Israel menuding Hamas belum menyerahkan seluruh jasad sesuai kesepakatan.
Sementara itu, Israel juga dituduh melanggar gencatan dengan melakukan serangan udara di Gaza yang menewaskan sedikitnya enam orang pada hari Selasa.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf